JAKARTA - Ketegangan militer di perbatasan India dan Pakistan kembali memanas setelah Angkatan Udara Pakistan dikabarkan berhasil menembak jatuh sejumlah jet tempur milik India, termasuk tiga unit Rafale buatan Prancis.
Insiden tersebut telah dikonfirmasi dengan ditemukannya puing pesawat, salah satunya berupa bagian ekor dengan nomor seri BS-001, yang diidentifikasi sebagai milik Rafale F3R, varian terbaru yang diterima India pada Oktober 2019 lalu.
Baca Juga: Jet Tempur Rafale India Ditembak Jatuh Pakistan dengan PL-15 China, Reputasi Dassault Aviation Hancu
Akibat kabar ini, saham perusahaan produsen Rafale, Dassault Aviation, tercatat mengalami penurunan signifikan dalam perdagangan Rabu (7/5/2025) lalu, yakni sebesar 6 persen. Penurunan ini juga menyeret saham perusahaan lain yang terlibat dalam rantai pasok produksi Rafale.
Sebaliknya, saham perusahaan manufaktur pertahanan asal Tiongkok justru melonjak tajam. Salah satu yang mencuri perhatian adalah AVIC Chengdu Aircraft Industry Group, produsen jet tempur J-10C, yang sahamnya naik hingga 17,05 persen di bursa Shanghai.
Baca Juga: Jam-jam Genting di Perbatasan, Intelijen Pakistan Klaim India Bersiap Menyerang
Pakistan Klaim Gunakan Jet Tempur J-10C untuk Serang Rafale
Dalam pernyataan resminya di Majelis Nasional Pakistan, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Pakistan, Ishaq Dar, menyebut bahwa Angkatan Udara Pakistan menggunakan jet tempur J-10C buatan China untuk menghadapi armada udara India.
Dia mengungkapkan bahwa Pakistan hanya menargetkan jet-jet India yang terindikasi akan melepaskan muatan ke wilayah udara Pakistan.
“Jika instruksinya berbeda, kami bisa menembak jatuh lebih dari 10 jet,” ujar Dar seperti dikutip dari Global Times dan Associated Press.
Baca Juga: Jet Tempur Rafale India Ditembak Jatuh Pakistan dengan PL-15 China, Reputasi Dassault Aviation Hancu
Selain tiga unit Rafale, dua jet tempur India lainnya yang dikabarkan jatuh adalah MiG-29 dan Su-30.
Kecanggihan J-10C dan Rudal PL-15 Jadi Sorotan
Jet tempur J-10C dikenal memiliki kemampuan tempur canggih dan telah dilengkapi dengan radar AESA (Active Electronically Scanned Array), serta sistem persenjataan udara-ke-udara generasi keempat seperti rudal PL-10 dan PL-15.
Baca Juga: Pakistan Andalkan J-35A Tiongkok, Menjadi Ancaman Baru bagi India
Jet ini juga dilaporkan mendapat dukungan sistem peringatan dini dan kontrol udara dari pesawat Airborne Early Warning and Control (AWACS) milik Pakistan. Kemampuan deteksi dini ini disebut memberi keunggulan strategis dalam pertempuran udara melawan India.
Baca Juga: Jet Tempur Rafale India Ditembak Jatuh Pakistan dengan PL-15 China, Reputasi Dassault Aviation Hancu
India Bantah, Sebut Informasi Tidak Akurat
Meskipun Pemerintah India berusaha keras menutupi laporan tersebut dan menyebut klaim Pakistan sebagai disinformasi, hal itu tidak mengubah fakta dan dampak besar pada sentimen pasar global, khususnya terhadap saham perusahaan-perusahaan pertahanan Prancis.
Pengaruh Global dan Pertanyaan yang Muncul
Insiden ini memicu pertanyaan baru soal efektivitas jet tempur Rafale, yang selama ini dianggap sebagai salah satu jet tempur terbaik di dunia. Muncul pula spekulasi apakah jet tempur buatan China kini mulai menyaingi, bahkan melampaui, performa jet tempur Barat.
Sebagai catatan, J-10C sendiri sempat dilirik oleh Indonesia sebagai salah satu kandidat dalam program modernisasi alutsista TNI AU. Bahkan Kepala Staf Angkatan Udara Indonesia pernah terlihat berfoto di depan jet tersebut dalam kunjungan ke Tiongkok. (red)
Editor : Fudai