SURABAYA - Pakistan menyatakan bahwa jet tempur J-35A buatan Tiongkok merupakan pesawat paling unggul dibandingkan jet tempur generasi kelima yang dimiliki Angkatan Udara NATO, termasuk Rafale. Namun, sejumlah pengamat masih mempertanyakan kehandalan J-35A.
Negara-negara Barat berpendapat bahwa Rafale memiliki keunggulan karena kompatibilitasnya dengan sistem NATO, memberikan keuntungan strategis yang sulit ditandingi.
Baca Juga: Biografi Sukhoi Su-27, Legenda Flanker yang Bertahun-tahun Membuat NATO Bergidik
Sementara itu, menurut analisis pertahanan India, meskipun J-10CE adalah pesawat yang mumpuni, kemampuannya masih belum sebanding dengan Rafale, terutama dalam menjalankan misi tempur yang kompleks.
Sebutan "generasi 5.5" untuk J-35A juga memicu perdebatan di kalangan pengamat internasional. Beberapa ahli mengakui bahwa Tiongkok telah mencapai kemajuan pesat dalam teknologi stealth. Namun, mereka tetap berhati-hati dalam menilai klaim terkait kemampuan jet tempur sebelum terbukti dalam operasi nyata.
Baca Juga: Ilmuwan Tiongkok Kembangkan Sistem Bebas Tabrakan Penerbangan Grup Drone
"Penentuan generasi pesawat tempur sering kali lebih bernuansa pemasaran daripada berbasis definisi teknologi yang ketat," ujar seorang analis kedirgantaraan, dikutip dari Zona Jakarta, (30/1).
Meski begitu, J-35A tetap menarik perhatian karena akan menjadi jet tempur bermesin ganda pertama dalam kategori generasi kelima yang dioperasikan oleh Pakistan. Kehadirannya diyakini akan memberikan tambahan kekuatan signifikan bagi sistem pertahanan udara negara tersebut.
Ketegangan antara India dan Pakistan semakin meningkat, terutama setelah India mengakuisisi Rafale untuk memperkuat angkatan udaranya. Sementara itu, Pakistan berupaya menjaga keseimbangan kekuatan dengan terus mengadopsi teknologi mutakhir dari Tiongkok.
Jika J-35A benar-benar masuk ke dalam armada Angkatan Udara Pakistan (PAF), hal ini berpotensi memicu perlombaan senjata baru di Asia Selatan. Bagi Pakistan, akuisisi ini bukan sekadar peningkatan kapabilitas militer, tetapi juga strategi untuk menjaga keseimbangan kekuatan di kawasan.
Editor : Fudai