Revitalisasi Pasar Untuk Hunian, Ekonomi Hidup Warga Tertampung kata Cak YeBe

Suasana rapat Raperda hunian yang layak di gedung lt3 DPRD Surabaya. (Doc Rudy)
Suasana rapat Raperda hunian yang layak di gedung lt3 DPRD Surabaya. (Doc Rudy)

SURABAYA — Kota Surabaya tengah menghadapi darurat hunian! Di balik geliat pembangunan, ribuan warga masih mengantre untuk mendapatkan tempat tinggal layak. Ketua Komisi A DPRD Kota Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko, menyuarakan keresahan ini dengan lantang.

Meski 23 rumah susun sederhana sewa (rusunawa) telah berdiri dengan kapasitas 5.233 unit, antrean warga justru melonjak drastis, mencapai 14.000 pendaftar per Maret 2025.

Baca Juga: Cak YeBe Gandeng Jurnalis, Masifkan Berita Potensi PAD kota Surabaya

“Ini bukan lagi soal keterlambatan, tapi sudah masuk fase kritis. Solusinya tak bisa pakai pola lama,” tutur Yona, yang akrab disapa Cak YeBe, seusai rapat Panitia Khusus Hunian Layak di Gedung DPRD, Kamis (10/7).

Melihat realita itu, Cak YeBe mengusulkan ide berani: Revitalisasi pasar tradisional menjadi rusun terintegrasi,sebuah konsep yang terinspirasi dari suksesnya Pasar Rumput di Jakarta.

“Pasar Rumput itu luar biasa. Pasar di bawah, hunian vertikal di atas. Efisien, hidup, dan menyatu dengan denyut ekonomi masyarakat Proyek tersebut menggabungkan 3 lantai pasar dengan 1.984 unit hunian di atasnya," tambah cak YeBe.

Ia juga menyebut sejumlah pasar di Surabaya seperti Pasar Keputran, Pasar Tambakrejo, dan Pasar Wonokromo punya potensi besar untuk diubah menjadi model serupa,sebagai contoh keberhasilan Kaza Mall dan Hotel Palm Park di atas Pasar Tambakrejo sebagai bukti nyata bahwa konsep ini bukan sekadar mimpi.

 “Kalau penghuni rusun langsung berada di atas pasar, maka pasar akan hidup, ekonomi jalan, dan warga punya akses langsung ke kebutuhan harian. Ini simbiosis mutualisme,” ungkapnya.

Baca Juga: DPRD Surabaya Intip Strategi Kendal,Hadirkan Rumah Murah Ramah Lingkungan Untuk MBR

Lebih dari itu, Cak YeBe menekankan solusi bangunan vertikal seperti ini sangat relevan di tengah keterbatasan lahan dalam kota. Revitalisasi tak hanya mempercantik wajah kota, tapi juga menjawab kebutuhan mendesak ribuan keluarga.

bener artik

Tak kalah penting, ia mendorong kolaborasi lintas sektor mengajak swasta dan para pengembang untuk ikut serta dalam membangun hunian rakyat.

“Wali Kota sendiri sudah bilang, Surabaya tidak bisa dibangun sendiri. Karena itu kami undang REI, Apersi, YKP untuk duduk bersama mencari solusi,” jelasnya.

Politisi partai Gerindra itu menyarankan keterbukaan Pemkot dalam memberi ruang bagi pengembang lokal, agar tidak ada lagi sekat dalam memperjuangkan hak warga atas hunian.

Baca Juga: Sekda Dipilih Karena Kapasitas, Bukan Dengan Koneksi kata Cak YeBe

“Yang penting, beri ruang. Jangan biarkan pengembang lokal jadi penonton di kota sendiri,” ujarnya.

Terakhir Ia mengajak media untuk lebih aktif mengangkat isu ini, program-program Pemkot sudah banyak yang bagus, tapi seringkali kurang terdengar gaungnya.

“Kita butuh media untuk menyuarakan program hunian dan optimalisasi aset daerah. Jangan biarkan informasi strategis ini berlalu tanpa perhatian,” pungkas cak YeBe. (Rda)

Editor : Fudai