Manfaat Kratom pada Kesehatan Dorong Hilirisasi, Ekspor Melesat Tajam

SURABAYA - Kratom semula merupakan komoditas bebas ekspor, namun dominasi ekspor dalam bentuk mentah mendorong pemerintah mengakselerasi hilirisasi dan peningkatan nilai tambah kratom untuk pasar internasional.

Tanaman kratom (Mitragyna speciosa) telah lama menuai polemik di Indonesia. Badan Narkotika Nasional (BNN) mengategorikannya sebagai tanaman yang mengandung zat adiktif karena dapat memicu efek euforia, mual, hingga muntah bila dikonsumsi dalam dosis tinggi.

Baca Juga: Dengan MI dan CBT, BNN Perkuat Kompetensi Petugas Rehabilitasi Pulihkan Pecandu Narkoba

Meski demikian, tanaman yang tumbuh di Asia Tenggara ini, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Thailand, telah digunakan secara tradisional untuk membantu mengatasi nyeri, kelelahan, dan gangguan pencernaan.

Di Indonesia, kratom banyak tumbuh di Kalimantan, khususnya di sepanjang Sungai Kapuas. Daun kratom mengandung dua senyawa aktif utama, mitragynine dan 7-hydroxymitragynine, yang berfungsi sebagai analgesik atau pereda nyeri.

Potensi kesehatan kratom menarik minat produsen herbal dan farmasi untuk memanfaatkannya sebagai bahan baku obat herbal.

Bahkan semasa jabatan Presiden Joko Widodo telah menggelar rapat terbatas di Istana Kepresidenan untuk membahas legalisasi kratom, meminta Kementerian Kesehatan, BRIN, dan BPOM melakukan kajian mendalam terkait manfaat dan risiko kratom. Kualitas kratom Indonesia diakui sebagai salah satu yang terbaik di dunia.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan nilai ekspor kratom periode Januari-Mei 2023 meningkat 52,04% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, mencapai USD 7,33 juta, dengan volume ekspor tumbuh 51,49% secara tahunan. Tren positif ini menunjukkan potensi ekonomi kratom yang terus berkembang.

Potensi tersebut terealisasi saat Menteri Perdagangan Budi Santoso melepas ekspor perdana kratom produksi CV Cahaya asal Pontianak, Kalimantan Barat, senilai USD 1,05 juta atau sekitar Rp17 miliar.

Pelepasan ekspor sebanyak 351 ton kratom dalam 13 kontainer ini berlangsung di PT Oneject Indonesia, Cikarang, Kabupaten Bekasi, pada Jumat (28/2/2025), sekaligus menjadi ekspor perdana kratom sejak pemberlakuan tata niaga ekspor kratom pada akhir 2024.

Baca Juga: BNN RI Perkuat Upaya P4GN, Jalin Kerja Sama Dengan GRANAT Dan GISLI

Pemerintah menetapkan tata niaga kratom melalui Permendag Nomor 20 Tahun 2024 tentang Barang yang Dilarang untuk Diekspor dan Permendag Nomor 21 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Ekspor, yang mengatur komoditas kratom mana yang dapat diekspor.

bener artik

Kratom yang diekspor kini berbentuk potongan, hasil penghancuran, atau bubuk dengan ukuran maksimal 600 mikron agar dapat diolah menjadi produk herbal bernilai tambah. Menteri Perdagangan Budi Santoso mengapresiasi sinergi semua pihak dalam merealisasikan aturan tata niaga kratom.

“Upaya ini memberikan nilai tambah dan meningkatkan harga jual kratom Indonesia, serta membuka peluang petani dan eksportir untuk menembus pasar internasional dengan standar yang ditetapkan,” ujar Mendag Budi.

Dalam proses ekspor ini, PT Oneject Indonesia berperan sebagai penyedia jasa sterilisasi atau iradiasi untuk memastikan kratom memenuhi standar internasional, mengingat banyak produk kratom dari Indonesia sebelumnya ditolak pasar ekspor akibat tidak memenuhi kriteria. Proses sterilisasi menggunakan teknologi e-beam untuk menjaga kualitas kratom dari kontaminasi patogen selama perjalanan ekspor.

Baca Juga: BNN Sepakati MOU P4GN Melalui Tri Darma Perguruan Tinggi Dengan UIN Syarif Hidayatullah

Selain itu, verifikasi mutu dan kelayakan ekspor melibatkan PT Sucofindo sebagai lembaga testing, inspection, and certification (TIC) independen, demi memastikan kualitas tetap terjaga hingga sampai ke negara tujuan.

Agus Widhiyanto dari Asosiasi Kelompok Masyarakat Pengelola Hasil Alam Borneo (Kompar) mewakili petani kratom menyatakan bahwa penerapan tata niaga ekspor ini membantu menjaga kualitas dan mencegah kerugian bagi eksportir kratom setelah pengiriman.

Dengan hilirisasi kratom yang terus berjalan, kratom Indonesia kini tidak hanya menjadi komoditas ekspor mentah, tetapi juga membawa manfaat ekonomi lebih besar bagi petani dan pelaku usaha dalam negeri, sembari mempersiapkan produk kratom Indonesia bersaing di pasar global dengan standar mutu yang lebih baik. (red)

 

Editor : Fudai