JAKARTA - Iran memanggil diplomat Ukraina untuk menyampaikan protes resmi atas pernyataan sejumlah pejabat Kyiv yang mendukung serangan Israel dan Amerika Serikat (AS) terhadap Iran. Teheran juga memperingatkan Kyiv mengenai potensi konsekuensi atas dukungan tersebut.
Pada 13 Juni lalu, Israel melancarkan serangan udara ke Iran dengan dalih bahwa Teheran hampir menyelesaikan pembuatan bom nuklir.
Baca Juga: Citra Satelit Serangan AS di Fordow Picu Keraguan, Iran Tetap Bersikeras Lanjutkan Program Nuklir
Washington kemudian bergabung dengan membombardir tiga fasilitas nuklir Iran. Teheran membantah tuduhan tersebut dan membalas dengan menyerang sejumlah situs militer dan fasilitas penting di Israel, termasuk pangkalan militer AS di Qatar.
Perang yang berlangsung selama 12 hari tersebut akhirnya berakhir pekan lalu dengan gencatan senjata yang ditengahi AS dan hingga kini masih dipatuhi kedua belah pihak.
Dalam pernyataan yang dirilis di situs resminya pada Senin, Kementerian Luar Negeri Iran mengecam apa yang mereka sebut sebagai “komentar tidak berdasar” dari sejumlah pejabat Ukraina terkait serangan Israel dan AS terhadap Iran.
“Dengan mendukung agresi militer rezim Zionis, pejabat Ukraina telah mengabaikan kewajiban hukum internasional untuk menghormati prinsip dan tujuan Piagam PBB serta Konvensi Jenewa,” ujar Shahram Farsai, Kepala Departemen Eurasia Pertama di Kementerian Luar Negeri Iran, kepada utusan Ukraina, seperti dikutip Russia Today, Selasa (1/7/2025).
Baca Juga: Serangan Terakhir Iran Sebelum Gencatan Senjata, Roket Hantam Israel Tewaskan Pasukan IDF
Menurut laporan, diplomat Ukraina yang dipanggil berjanji akan segera menyampaikan protes resmi Iran kepada pemerintah Kyiv. Teheran juga menegaskan akan ada konsekuensi jika Ukraina terus melakukan tindakan permusuhan dan provokatif terhadap Iran.

Kementerian Luar Negeri Iran tidak menyebutkan secara spesifik siapa pejabat Ukraina atau pernyataan apa yang dipermasalahkan. Namun, selama konflik 12 hari tersebut, Kyiv secara terbuka mengecam serangan rudal Iran pada 23 Juni ke Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar yang digunakan oleh militer AS. Kementerian Luar Negeri Ukraina menuduh Teheran bekerja sama erat dengan Moskow dalam “mendestabilisasi Timur Tengah dan Eropa.”
Dalam wawancara dengan Sky News pekan lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga mengakui hubungan antara Kyiv dan Teheran saat ini “sangat rumit,” seraya mengecam Iran atas dukungannya kepada Rusia. Zelensky bahkan menyatakan dukungan terhadap serangan AS-Israel ke Iran, menyebutnya sebagai “langkah yang kuat dan tepat.”
Baca Juga: AS Serang Fasilitas Nuklir Fordow Iran, Eskalasi Konflik Meningkat
Di sisi lain, Iran dan Rusia berulang kali menegaskan bahwa kerja sama yang semakin erat antara kedua negara bukanlah untuk menyerang pihak ketiga, melainkan demi menjaga perdamaian, stabilitas kawasan, serta mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan masing-masing negara. (red)
Editor : Fudai