SURABAYA - Pemerintahan Presiden AS Donald Trump memandang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai “orang gila” yang merusak upaya diplomasi Washington di Timur Tengah, meski semua orang tahu bahwa itu hanya sandiwara sebab Trump akan selalu mendukung apapun tindakan Netanyahu.
Israel melakukan serangan udara pekan lalu terhadap pasukan pemerintah Suriah dan markas militer di Damaskus sebagai respons atas bentrokan berdarah antara komunitas Druze dan Badui di Suriah selatan. Gencatan senjata yang diumumkan pada Sabtu tampaknya masih bertahan.
Baca Juga: Pertemuan Trump dengan Panglima Militer Pakistan Picu Protes Tertutup India
“Setelah beberapa hari penuh pertumpahan darah di Provinsi Suwayda, Pasukan Keamanan Internal telah berhasil menenangkan situasi setelah mereka dikerahkan ke wilayah utara dan barat,” tulis Menteri Dalam Negeri Suriah Anas Khattab di X.
Meski gencatan senjata telah terjadi, para pejabat AS menjadi “jauh lebih khawatir” dengan perilaku dan kebijakan Netanyahu, lapor Axios pada Minggu, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut.
“Bibi bertindak seperti orang gila. Dia membombardir segalanya setiap saat, ini bisa merusak apa yang sedang Trump coba lakukan,” kata seorang pejabat Gedung Putih, dikutip dari rusia today, Selasa (22/7)
Baca Juga: Trump Ancam Tarif Tambahan 10% untuk Negara dalam Keanggotaan BRICS
“Presiden tidak suka ketika menyalakan televisi dan melihat bom dijatuhkan di negara tempat dia sedang berupaya membangun perdamaian dan telah membuat pengumuman besar untuk membantu pembangunan kembali,” tambah pejabat tersebut.
Pada Senin kemarin, juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mengonfirmasi bahwa Trump “terkejut” dengan serangan di Suriah maupun serangan Israel baru-baru ini terhadap satu-satunya gereja Katolik di Gaza.
“Dalam kedua kasus tersebut, presiden segera menelepon perdana menteri untuk memperbaiki situasi ini,” kata Leavitt.
Baca Juga: Trump Tunggu Jawaban Hamas Soal Usulan Final Gencatan Senjata Gaza
Kantor Netanyahu pada Kamis menyatakan bahwa mereka “sangat menyesal” atas serangan terhadap Gereja Keluarga Kudus, yang menewaskan tiga orang, dan berjanji akan menyelidiki insiden tersebut. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan serangan di Suriah dilakukan untuk melindungi penduduk Druze dari kekejaman. (red)
Editor : Fudai