SURABAYA | ARTIK.ID - Dalam dunia fotografi digital, istilah "crop factor" sering kali muncul ketika membicarakan sensor kamera dan lensa. Memahami konsep crop factor sangat penting bagi fotografer, baik pemula maupun profesional, karena mempengaruhi banyak aspek teknis dan artistik dalam fotografi.
Baca Juga:
Baca Juga: Sejarah Fotografi, Memicu Perdebatan identitas, keindahan dan Kebenaran
- Cara Mendapat Foto yang Unik dan Dramatis dengan Teknik Memotret Panning
- Ini 7 Alasan Kengapa Jet Tempur AS Sangat Mewaspadai Jet Tempur Rusia
- Lockheed F-104 Starfighter, Pesawat Tempur Terbanyak Mengalami Kecelakaan Sepanjang Sejarah
- Hotel Niagara Malang, Saksi Bisu Perpaduan Budaya dan Arsitektur Klasik dari Masa Kolonial
- Sejarah Fotografi, Memicu Perdebatan identitas, keindahan dan Kebenaran
Apa Itu Crop Factor?
Crop factor adalah perbandingan antara ukuran sensor kamera dengan ukuran sensor full-frame 35 mm. Sensor full-frame berukuran 36mm x 24mm, sementara sensor-sensor lain yang lebih kecil memiliki ukuran berbeda dan karena itu, menghasilkan crop factor tertentu.
Contoh ukuran sensor lainnya adalah APS-C (Advanced Photo System type-C), yang lebih kecil dari full-frame. Karena ukurannya lebih kecil, sensor APS-C hanya menangkap sebagian dari gambar yang ditangkap oleh lensa, memberikan kesan bahwa gambar telah diperbesar atau “di-crop.”
Mengapa Crop Factor Penting?
1. Focal Length Equivalent:
Crop factor mengubah cara kita melihat focal length lensa. Sebuah lensa 50mm pada kamera full-frame tetap menghasilkan focal length 50mm. Namun, pada kamera dengan sensor APS-C yang memiliki crop factor 1.5x, lensa 50mm akan memberikan sudut pandang setara dengan lensa 75mm (50mm x 1.5).
2. Depth of Field:
Kamera dengan sensor lebih kecil menghasilkan depth of field yang lebih besar pada aperture yang sama dibandingkan dengan kamera full-frame. Ini berarti pada sensor yang lebih kecil, bagian lebih besar dari gambar akan tampak tajam.
3. Field of View:
Crop factor juga mempengaruhi field of view atau sudut pandang. Sensor yang lebih kecil mengurangi field of view lensa, membuatnya tampak lebih sempit dibandingkan dengan sensor full-frame.
Bagaimana Menghitung Crop Factor?
Baca Juga: Menguasai Seni Fotografi Model, Paduan Keterampilan Teknis dan Visi Artistik
Menghitung crop factor cukup mudah. Pertama, ketahui ukuran diagonal sensor kamera Anda. Misalnya, sensor APS-C memiliki diagonal sekitar 28.2mm. Bandingkan dengan sensor full-frame yang memiliki diagonal 43.3mm. Jadi, crop factor adalah 43.3 / 28.2 ≈ 1.5.
Berikut beberapa crop factor umum:
- APS-C: sekitar 1.5x (Nikon, Sony) atau 1.6x (Canon)
- Micro Four Thirds: 2x
- Medium Format: biasanya kurang dari 1 (sekitar 0.79x - 0.64x)
Pengaruh pada Pengambilan Gambar
Crop factor mempengaruhi jenis lensa yang Anda pilih untuk situasi tertentu:
Landscape Photography:
Anda mungkin memerlukan lensa wide-angle yang lebih luas untuk mengkompensasi crop factor.
Baca Juga: Menguasai Seni Fotografi Model, Paduan Keterampilan Teknis dan Visi Artistik
Portrait Photography:
Crop factor dapat membantu Anda mencapai focal length yang lebih panjang, ideal untuk potret tanpa menggunakan lensa yang sangat panjang.
Wildlife Photography:
Crop factor dapat menjadi keuntungan, memberikan “jangkauan” lebih jauh dengan lensa yang lebih pendek.
Jadi memahami crop factor akan sangat membantu dalam membuat keputusan lebih baik mengenai lensa dan pengaturan kamera yang akan digunakan.
Ini memungkinkan penyesuaian yang tepat untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam berbagai situasi fotografi. Baik Anda menggunakan kamera dengan sensor APS-C, Micro Four Thirds, atau full-frame, memahami konsep crop factor akan memperkaya pengalaman fotografi Anda dan membantu menghasilkan gambar yang lebih baik.
Editor : Fudai