JAKARTA - Sejalan dengan arahan Presiden Prabowo, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 akan difokuskan sebagai instrumen utama untuk mengimplementasikan amanat konstitusi. Tujuannya adalah membangun Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur melalui delapan program prioritas.
Delapan agenda tersebut meliputi: ketahanan pangan, ketahanan energi, penyediaan makan bergizi gratis, penguatan pendidikan, peningkatan layanan kesehatan, pembangunan desa, pemberdayaan koperasi dan UMKM, pertahanan semesta, serta percepatan investasi dan perdagangan global.
Baca Juga: Di Sidang MPR, Puan Maharani Sebut Demokrasi Harus Setara Serta Bebas dari Campur Tangan
Pernyataan itu disampaikan Sri Mulyani dalam konferensi pers bersama sejumlah menteri kabinet, antara lain Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Pangan Zul Hasan, Mendagri Tito Karnavian, Menkes Budi Gunadi Sadikin, Menteri Investasi Rosan Roeslani, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana, Mentan Amran Sulaiman, Mendiktisaintek Brian Yuliarto, dan Mendikdasmen Abdul Mu’ti.
Ia juga menyampaikan kondisi ekonomi nasional yang relatif terjaga hingga semester pertama 2025. Pertumbuhan ekonomi kuartal II tercatat 5,12 persen (yoy), sementara inflasi tetap stabil di angka 2,4 persen (yoy).
Baca Juga: Sejumlah Mantan Presiden dan Wapres Hadir di Sidang Tahunan MPR, Megawati Absen
“Capaian ini menjadi modal yang kuat untuk memasuki tahun 2026 dan mengawal pelaksanaan Asta Cita Presiden Prabowo,” jelasnya.
Dalam rancangan APBN 2026, pemerintah menargetkan pendapatan negara sebesar Rp3.147,7 triliun, belanja negara Rp3.786,5 triliun, dengan defisit 2,48 persen dari PDB.
Baca Juga: Outsourcing di Ujung Tanduk, Suara Pengusaha dan Pekerja Sama Bicara Soal Keadilan
Target makroekonomi 2026 meliputi pertumbuhan ekonomi 5,4 persen (yoy), inflasi 2,5 persen, suku bunga SBN 10 tahun di kisaran 6,9 persen, serta nilai tukar rupiah sekitar Rp16.500 per dolar AS.
“APBN 2026 dirancang tetap adaptif dan responsif menghadapi risiko global maupun domestik. Harapannya, seluruh ikhtiar ini dapat mengantarkan Indonesia menuju negara maju, adil, dan sejahtera,” tutup Sri Mulyani. (red)
Editor : Fudai