SURABAYA - Ketua Komisi B DPRD Kota Surabaya, Mohammad Faridz Afif, melaksanakan kegiatan reses untuk menyerap aspirasi masyarakat di Jalan Bulak Banteng.
Beberapa permasalahan penting terkait infrastruktur, keamanan, dan kebutuhan masyarakat di kawasan tersebut dibahas secara langsung dengan masyarakat yang hadir,Jumat (14/02).
Baca Juga: DPRD Surabaya : Gelar Rapat Perdana Pansus Raperda Hunian Layak, akibat antrean panjang MBR.
Salah satu masalah utama yang diangkat adalah genangan air yang masih terjadi di kawasan utara. Afif menjelaskan, meskipun beberapa saluran pembuangan telah dipasang, genangan air tetap menjadi masalah besar karena pembuangan air belum optimal.
“Keluhannya masih genangan, meskipun sudah ada pemasangan Bokalvet di gang-gang. Namun, saluran pembuangan utama menuju Kali Besar belum ada, sehingga pembuangan air tidak maksimal,” tutur Gus Afif (sapaan akrabnya).
Selain itu, ia juga menyoroti masalah infrastruktur lainnya seperti pavingisasi yang sudah banyak terpasang di daerah tersebut, meskipun ada beberapa bagian yang rusak dan perlu diperbaiki.
Penerangan Jalan Umum (PJU) di wilayah ini juga sudah mulai membaik, namun tetap ada beberapa aspek yang perlu perhatian lebih.
Masalah keamanan juga menjadi perhatian penting dalam reses kali ini. Banyak warga yang mengajukan permohonan untuk pemasangan CCTV di kawasan tersebut untuk mengurangi tindak kriminalitas, terutama pencurian.
pentingnya instalasi CCTV untuk mendukung keamanan dan memudahkan pelaporan kejadian ke pihak berwajib.
Afif juga mencatat keluhan masyarakat mengenai kurangnya pembinaan untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Banyak RT dan RW di kawasan tersebut yang menginginkan dukungan lebih dari pemerintah kota terkait pembinaan UMKM.
Baca Juga: Budi leksono : cegah "MASIFITAS" peredaran alkohol secara online dikota pahlawan.
“Saya akan membawa aspirasi ini ke Rapat Dengar Pendapat dengan Dinas Koperasi dan UMKM untuk mendengarkan langsung keluhan masyarakat,” tambahnya.
Selain itu, Afif juga mencatat pentingnya kebutuhan ambulans di kawasan utara, karena seringkali warga membutuhkan ambulans untuk membawa jenazah ke Madura.
“Saya sudah memiliki satu ambulans yang dapat digunakan, namun kebutuhan ini masih sangat tinggi,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Afif menanggapi pertanyaan terkait insentif bagi Kader Siaga Kesehatan (KSH) di RT dan RW, yang menjadi pertanyaan hangat di kalangan warga. Mereka berharap ada kejelasan terkait kenaikan insentif dari Wali Kota Surabaya.
Dalam reses itu juga membahas masalah pengelolaan pasar, yang memiliki manajemen yang berbeda-beda. Tiga jenis pasar yang ada di Surabaya, yakni pasar yang dikelola oleh Diskobda, pasar yang menggunakan aset tanah milik pemerintah, dan pasar yang bayar sewa ke BPKAD, perlu diperhatikan lebih serius.
Baca Juga: Tubagus Lukman Amin : Serap Aspirasi Warga Putat Jaya Terkait Kesehatan, SDM, dan Pendidikan.
Banyak pasar yang mengalami beralih fungsi, seperti yang digunakan untuk kos-kosan atau hunian, meskipun seharusnya diperuntukkan untuk pasar.
“Peruntukan pasar harus jelas. Jika itu pasar, maka gunakan untuk pasar. Jangan sampai pasar-pasar tanah aset ini hanya dikuasai oleh pihak-pihak tertentu secara turun temurun,” kata Afif tegas.
"aspirasi warga dapat diperhatikan dan diambil langkah-langkah nyata untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat di Jalan Bulak Banteng dan kawasan sekitarnya," pungkasnya. (Rda).
Editor : rudi