Surabaya – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus mengupayakan pembangunan infrastruktur yang mendukung pemulihan dan pengembangan kota, dengan fokus utama pada penanggulangan banjir.
Salah satu program utama yang sedang digarap adalah proyek dengan total anggaran sebesar Rp6,3 triliun yang meliputi berbagai sektor, termasuk penanggulangan genangan banjir, pembangunan rumah sakit, dan perbaikan konektivitas antarwilayah.
Baca Juga: Komisi C DPRD Surabaya: kecam PT KAI Daop 8 atas tindakan eksekusi sepihak.
Aning Rahmawati, Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya menjelaskan, penanggulangan banjir menjadi prioritas utama untuk anggaran APBD tahun 2025, pada warta Artik.id, Jumat (17/01/25).
anggaran untuk penanggulangan banjir kota Surabaya tahun ini sebesar Rp881 miliar, mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp776 miliar.
Aning menilai jumlah tersebut masih belum cukup untuk mengatasi masalah banjir yang telah meresahkan warga Surabaya.
"Satu kecamatan di Surabaya bisa memiliki hingga 200 titik banjir, dan dengan tujuh kecamatan yang memiliki masalah serupa, total titik banjir bisa mencapai lebih dari 2601 titik,"ungkapnya.
"Pemerintah kota Surabaya perlu menyusun pemetaan prioritas untuk menangani titik-titik banjir yang paling mendesak serta mengembangkan aplikasi untuk menentukan sistem mana yang harus didahulukan sesuai dengan anggaran yang tersedia,"tambahnya.
Ia mencontohkan 4 kelurahan di Surabaya Timur, yakni Semolowaru, Semampir, Kemudian Manyar, Klampis Ngasem, telah dialokasikan anggaran sebesar Rp55 miliar pada 2025 untuk penanggulangan banjir.
Baca Juga: Warga Apartemen Bale Hinggil Surabaya Protes Kenaikan Biaya Layanan dan Pemutusan Akses.
Selain itu, Aning menyoroti pentingnya kerjasama antara pemerintah kota dan pemerintah provinsi untuk pengerukan muara sungai dan hulu sungai guna mencegah banjir.
Pengerukan tersebut penting karena saluran air yang tersumbat dapat memperburuk kondisi banjir. Pemerintah Kota Surabaya juga harus fokus pada pemetaan titik banjir secara serius, agar anggaran yang ada dapat digunakan secara optimal.
Dalam proyek pembangunan lainnya, seperti rumah sakit Surabaya Selatan dan Utara, Aning menyarankan agar evaluasi dilakukan lebih dulu terkait dampak ekonominya, terutama dalam mendatangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Proyek pembangunan infrastruktur ini, meskipun memiliki cakupan yang luas, tetap membutuhkan perencanaan yang terfokus dan evaluasi berkelanjutan.
Baca Juga: Fraksi PKS DPRD Kota Surabaya Dukung Pengembangan Ekonomi Kreatif untuk Masyarakat Surabaya
"Perlu perencanaan yang matang agar proyek yang diprioritaskan benar-benar memberikan manfaat maksimal bagi warga Surabaya," ujarnya.
"Dengan anggaran Rp6,3 triliun, pemerintah kota dapat menyelesaikan masalah banjir yang menjadi keluhan utama warga, sekaligus mengembangkan fasilitas kesehatan dan infrastruktur lain yang mendukung pertumbuhan ekonomi kota," pungkasnya. (Rda)
Editor : rudi