JEMBRANA - Kabupaten Jembrana kembali bersiap menyambut salah satu perayaan budaya paling hangat dan bersejarah di tanah ujung barat Pulau Bali Festival Budaya Loloan 2025.
Festival ini bukan sekadar ajang hiburan, melainkan sebuah panggung kebersamaan yang memadukan nafas islami, warisan sejarah abad ke-17, serta semangat generasi muda Loloan Timur untuk menjaga nilai-nilai luhur yang hidup hingga kini.
Baca Juga: Maulid Nabi di Musholla Al-Muzakirin, Angkat Tema Akhlak Nabi Sebagai Kompas Moral
Aktor nasional Rukman Rosadi turut memberikan apresiasi mendalam terhadap kegiatan ini. Ia menegaskan bahwa festival ini memiliki makna historis dan spiritual yang sangat kuat bagi masyarakat Loloan.
“Festival Budaya Loloan adalah festival untuk menjaga kebersamaan dalam nafas Islami. Dan LJL (Loloan Jaman Lame) adalah upaya remaja Loloan Timur untuk menjaga sejarah yang diharapkan terus hidup pada generasi hari ini dan generasi mendatang untuk menjaga nilai-nilai yang sudah mereka bawa sejak abad ke-17,” ujar Rukman Rosadi penuh semangat.
Puncak Festival Penuh Warna dan Kehangatan
Panitia penyelenggara mengundang seluruh masyarakat Jembrana dan sekitarnya untuk hadir dan menikmati kemeriahan Malam Puncak Festival Budaya Loloan 2025, yang akan digelar pada:
Minggu Malam Senin, 19 Oktober 2025
Sepanjang Jalan Gunung Agung, Kelurahan Loloan Timur, Jembrana – Bali
Dalam acara ini, masyarakat akan disuguhkan berbagai pertunjukan seni dan budaya khas Loloan, mulai dari musik tradisional, tarian, busana adat, hingga kuliner khas yang menggugah selera.
Malam puncak ini juga akan dihadiri langsung oleh Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, yang dikenal sebagai sosok pemimpin yang sangat peduli terhadap pelestarian budaya daerah.
Penyelenggara berharap festival ini menjadi ruang silaturahmi lintas generasi, tempat di mana sejarah dan modernitas bertemu dalam satu panggung penuh harmoni.
“Rasakan kehangatan khasanah budaya Loloan, senyum tanpa batas, dan abadikan upaya pemajuan kebudayaan yang menyatu dalam satu harmoni,” ajak panitia dengan penuh makna.
Petuah dari Tanah Loloan
Baca Juga: Maulid Nabi di Musholla Al-Muzakirin, Angkat Tema Akhlak Nabi Sebagai Kompas Moral
Dalam semangat lokal yang sarat kearifan, masyarakat Loloan memiliki ungkapan khas yang turut menjadi penanda undangan penuh keakraban:
“Kalok ade somor di ladang, serahken same petani.
Kalok ade umur panjang, mentar malem jangan lupe singgah kesini.”
Pepatah sederhana ini menggambarkan sikap terbuka dan ramah masyarakat Loloan bahwa setiap tamu adalah saudara, setiap kunjungan adalah berkah, dan setiap pertemuan adalah doa yang menghidupkan.
Tentang Festival Budaya Loloan
Festival Budaya Loloan merupakan agenda tahunan yang digagas oleh komunitas Remaja Loloan Timur bersama kelompok Loloan Jaman Lame (LJL).
Kegiatan ini menjadi sarana ekspresi budaya dan spiritualitas masyarakat muslim Loloan yang telah menetap di Jembrana sejak abad ke-17, membawa warisan nilai toleransi, persaudaraan, dan harmoni antara budaya Islam dan kearifan lokal Bali.
Baca Juga: Maulid Nabi di Musholla Al-Muzakirin, Angkat Tema Akhlak Nabi Sebagai Kompas Moral
Bagi masyarakat setempat, festival ini adalah sebuah perayaan identitas pengingat bahwa di tengah perubahan zaman, akar budaya tetap perlu dijaga agar tetap hidup dan memberi arah bagi masa depan.
“Budaya adalah doa yang menari, sejarah adalah suara yang berbisik,”
“Dan selama anak muda masih menyalakan obor kebersamaan seperti di Loloan, Indonesia tak akan kehilangan cahaya.”
Untuk informasi lebih lanjut dan jadwal kegiatan lengkap, kunjungi Instagram resmi panitia:
???? @remaja.loloantimur
???? @loloanjamanlame
Editor : Fudai