SURABAYA — Ikatan Mahasiswa Alumni Al-Muntahy (IMAAM) Surabaya mengecam keras salah satu tayangan di stasiun televisi nasional TRANS7 yang dinilai mencoreng martabat pesantren dan menyudutkan citra santri di mata publik.
Baca Juga: GP Ansor Jatim Laporkan Trans7 ke Polda Jatim Terkait Tayangan Xpose Uncensored
Melalui Koordinator Wilayah (Korwil) KAMIL, IMAAM Surabaya menyatakan keprihatinan mendalam atas tayangan tersebut yang dianggap menggambarkan lembaga pesantren secara tidak proporsional dan berpotensi memicu stigma negatif di tengah masyarakat.
"Pesantren bukan panggung dagelan. Ia adalah simbol peradaban, benteng akhlak, dan pusat pembentukan karakter bangsa. Tayangan yang merendahkan pesantren sama saja merendahkan nilai-nilai luhur yang telah dijaga turun-temurun oleh para kiai dan santri," tegas KAMIL, Koordinator Wilayah IMAAM Surabaya pada Warta Artik.id Kamis (16/10).
IMAAM menegaskan bahwa pesantren adalah ruang suci pendidikan yang melahirkan generasi berilmu dan berakhlak. Kultur takdim kepada guru, adab dalam menuntut ilmu, serta kedalaman spiritualitas adalah inti dari kehidupan pesantren—bukan sekadar citra karikatural yang layak dijadikan bahan hiburan.
Baca Juga: GP Ansor Jatim Laporkan Trans7 ke Polda Jatim Terkait Tayangan Xpose Uncensored
Lebih lanjut, IMAAM Surabaya menilai tayangan tersebut mencerminkan ketidaktahuan media terhadap esensi pesantren, serta menunjukkan kurangnya sensitivitas sosial dalam mengemas konten siaran yang berdampak luas.
Meski pihak TRANS7 telah mengeluarkan klarifikasi, IMAAM Surabaya menyatakan bahwa hal itu tidak cukup untuk menghapus kesan negatif yang telah terlanjur terbentuk di masyarakat. Klarifikasi tanpa tanggung jawab etik hanya mempertegas lemahnya komitmen media terhadap penghormatan nilai-nilai luhur bangsa.
Sebagai organisasi yang menaungi mahasiswa dan alumni Pesantren Al-Muntahy, IMAAM Surabaya menegaskan komitmennya untuk terus menjaga marwah pesantren, serta menyerukan kepada seluruh media nasional agar menjunjung tinggi integritas, etika jurnalistik, dan kepekaan budaya dalam setiap tayangan.
"Pesantren adalah wajah asli Indonesia yang beradab. Jangan biarkan ia dinodai oleh komedi murahan yang mengabaikan substansi," pungkas Kamil. (Rda)
Editor : rudi