GP Ansor Jatim Laporkan Trans7 ke Polda Jatim Terkait Tayangan Xpose Uncensored

SURABAYA - Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Timur (Jatim) melaporkan stasiun televisi Trans7 ke Polda Jatim pada Selasa (14/10) atas tayangan program Xpose Uncensored yang dianggap melecehkan kiai dan merusak citra Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo, Kediri.

Tayangan yang dipermasalahkan menyampaikan narasi yang dianggap negatif dan merendahkan. Dalam salah satu cuplikan, narasi tersebut menyebutkan, "Santrinya minum susu saja kudu jongkok, emang gini kehidupan pondok? Kiai yang kaya raya, tetapi umat yang kasih amplop." Menanggapi hal ini, Ketua GP Ansor Jatim, Musaffa Safril, menjelaskan bahwa laporan ini dibuat karena tayangan tersebut dianggap telah merendahkan martabat para kiai dan dunia pesantren.

Menurut Musaffa, seharusnya televisi berperan untuk mencerdaskan masyarakat, bukan justru menjadi provokator yang menyerang kehormatan kiai dan pondok pesantren.

“Kami melaporkan pelecehan ini agar menjadi pelajaran bagi semua pihak, terutama media, agar dapat lebih bijak dalam menyajikan konten yang mendidik, bukan malah menciptakan provokasi,” ujarnya saat berada di SPKT Polda Jatim.

Musaffa menyebut, sebagai bukti pelaporan, pihaknya menyertakan video tayangan yang dipertanyakan. Laporan ini teregister dengan nomor LP/B/1468/X/2025/SPKT/POLDA JAWA TIMUR, tertanggal 14 Oktober 2025.

Tak hanya melaporkan, GP Ansor juga meminta agar Trans7 menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada kiai serta masyarakat Indonesia. Meskipun Trans7 telah menyampaikan permintaan maaf tertulis, GP Ansor menilai itu masih belum cukup.

Laporan ini mencakup tuduhan pelanggaran Pasal 45 ayat (2) jo Pasal 28 ayat (2) UU nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang telah diubah dengan UU nomor 1 tahun 2024.

Musaffa menilai tayangan tersebut sebagai ujaran kebencian yang sangat provokatif terhadap para kiai, yang selama ini dikenal sebagai penjaga moral bangsa. Ia juga menyebutkan bahwa tayangan tersebut merupakan fitnah yang sangat berat dan framing yang tidak berdasar.

“Kami harus mengambil langkah tegas untuk menanggapi hal ini,” tegas Musaffa.

Pihak GP Ansor berharap laporan ini dapat memberi efek jera bagi media dan pihak-pihak lain agar lebih berhati-hati dalam menyiarkan tayangan yang dapat merugikan reputasi tokoh agama dan lembaga pendidikan agama. (red)

 

Editor : Fudai