APBD 2025 Surabaya Naik ke 11,920 Triliun, Reni Astuti Minta Optimalisasi PAD dari Sektor Non PKB

Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Reni Astuti (FOTO: Fuday)
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Reni Astuti (FOTO: Fuday)

SURABAYA | ARTIK.ID - Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Reni Astuti, Rabu (17/7) menyatakan, bahwa penyusunan APBD 2025 melalui kebijakan umum anggaran (KUA) bukan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS ). Menurutnya, terdapat peningkatan postur anggaran dari 11,4 triliun pada tahun 2023 menjadi 11,920 triliun pada tahun 2025.

"Peningkatan anggaran tersebut otomatis menambah belanja dan juga pendapatan. Kenaikan belanja ini sesuai dengan tema pembangunan 2025 yang berfokus pada pengembangan SDM dan pertumbuhan ekonomi," ujar Reni.

Baca Juga: Gerakan Aspirasi Surabaya(GAS) Prihatin dengan Taman Tak Terawat dan Parkir Liar di Surabaya

Ia menjelaskan bahwa masalah kesejahteraan akan terus diperkuat, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan. Selain itu, penanganan kemiskinan, ekonomi inklusif untuk pelaku usaha mikro, serta penguatan investasi yang berdampak pada pengurangan pengangguran juga menjadi fokus utama.

Baca Juga:

"Infrastruktur juga akan tetap berjalan dengan melanjutkan beberapa pekerjaan yang belum selesai di tahun 2023," tambahnya.

Baca Juga: QA Space Sukses Hadirkan Instalasi Seni Outdoor Pertama di Fairway Nine Mall Surabaya

Reni juga menyoroti sektor pendapatan yang mengalami perubahan, terutama dengan adanya peningkatan pada pajak kendaraan bermotor yang sharingnya lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Dengan adanya Undang-Undang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (HKPD), ini membawa angin segar bagi Pemerintah Kota Surabaya sehingga pendapatan mengalami kenaikan sekitar 1,2 triliun," jelas Reni.

Baca Juga: Kampanye Pilgub Jatim, Khofifah Indar Parawansa Syuting Video Klip Bersama Dewa 19

Namun, ia tetap berharap pemerintah kota tidak hanya mengandalkan kenaikan di sektor Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), tetapi juga bisa mengoptimalkan sektor-sektor pendapatan daerah yang belum optimal, seperti potensi parkir yang masih besar.

"Sektor lain perlu diintensifkan lagi, termasuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang juga harus memberikan kinerja keuangan atau tambahan pendapatan, serta kontribusi untuk PAD Kota Surabaya," tutup Reni. (diy)

Editor : Fudai