PONOROGO | ARTIK.ID - Ponorogo merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang belum sepenuhnya menerapkan lima hari sekolah. Meski Permendikbud 23 Tahun 2017 memberikan kelonggaran bagi satuan pendidikan untuk menentukan hari sekolah, namun masih ada beberapa kendala yang dihadapi oleh sebagian sekolah di Ponorogo.
Salah satu kendala adalah ketersediaan sumber daya, baik sarana dan prasarana maupun tenaga pendidik dan kependidikan.
Baca Juga: GMAS dan PRC Soroti Kasus Bronjong di Ponorogo
Beberapa sekolah di daerah terpencil dan perbatasan masih kekurangan fasilitas belajar yang memadai, seperti ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, dan sarana olahraga. Selain itu, jumlah guru dan tenaga kependidikan juga belum memenuhi standar minimal.
Kendala lain adalah kesepakatan dengan wali murid dan komite sekolah. Sebagian orang tua masih beranggapan bahwa lima hari sekolah akan mengurangi waktu belajar anak di rumah.
Mereka khawatir anak tidak bisa mengikuti les tambahan atau bimbingan belajar di luar sekolah. Selain itu, ada juga orang tua yang merasa terbebani dengan biaya transportasi dan konsumsi anak jika harus mengantar dan menjemput anak setiap hari.
Kepala Dinas Pendidikan Ponorogo Nurhadi Hanuri mengatakan bahwa lima hari sekolah bukanlah tujuan akhir, melainkan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan.
"Tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik secara optimal, baik akademik maupun non-akademik. Untuk itu, lima hari sekolah harus dimaknai sebagai kesempatan untuk memberikan berbagai pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa," ungkapnya.
Baca Juga: Kepala Kemenag Ponorogo Luncurkan Batik Khas Kota Budaya dan Kota Santri
Nurhadi menambahkan bahwa lima hari sekolah tidak berarti siswa hanya belajar di dalam kelas saja. Ada banyak kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler yang bisa dilakukan oleh siswa untuk mengasah kemampuan dan minat mereka.
Misalnya, kegiatan pramuka, seni budaya, olahraga, kewirausahaan, lingkungan hidup, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan ini juga bertujuan untuk membentuk karakter siswa yang berkualitas.
"Saya berharap bahwa semua pihak dapat mendukung pelaksanaan lima hari sekolah di Ponorogo," imbuhnya.
Baca Juga: Kepala Kemenag Ponorogo Luncurkan Batik Khas Kota Budaya dan Kota Santri
Nurhadi mengajak para guru, orang tua, komite sekolah, dan masyarakat untuk bersinergi dalam memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak.
Ia juga mengimbau agar tidak terjebak dalam perdebatan tentang lima hari atau enam hari sekolah, tetapi lebih fokus pada proses dan hasil belajar siswa.
(diy)
Editor : Fuart