Malang Autism Center Gelar Voices from the Spectrum, Sebuah Aktualisasi Penyandang Autisme Kota Mala

MALANG - Malang Autism Center (MAC) menggelar pameran lukisan bertajuk “Voices from the Spectrum”, sebuah ajang yang menjadi wadah ekspresi dan kreativitas bagi anak-anak dengan spektrum autisme.

Kegiatan tersebut menjadi pameran pertama di Malang Raya yang seluruh pesertanya merupakan penyandang autisme.

Baca Juga: Rumah Literasi Digital Diskusi “Autisme dan Kita”, Bahas Kesadaran, Lingkungan dan Peran Teknologi

Acara dihadiri oleh sejumlah tokoh, di antaranya Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kota Malang, Trijoko, Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Malang, Donny Sandito W, serta Owner Amarthahills Hotel and Resort, Ester Tedjakusuma.

Dalam sambutannya, Kajari Kota Malang Trijoko mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap individu dengan autisme. Menurutnya, mereka memang memiliki keterbatasan, tetapi juga memiliki kelebihan yang patut diapresiasi.

“Mereka perlu perlindungan dari pemerintah dan masyarakat agar bisa saling melengkapi,” ujar Trijoko.

Dalam undang-undang juga diatur bahwa mereka memiliki hak yang sama, hak untuk dijauhkan dari kekerasan, eksploitasi, dan penelantaran.

“Ada sanksi hukum bagi pihak yang melanggar hak-hak tersebut,” tuturnya. 

CEO MAC, Mohammad Cahyadi (Foto: Fuday)CEO MAC, Mohammad Cahyadi (Foto: Fuday)

Pada kesempatan itu, Trijoko juga mendapat kehormatan untuk menorehkan goresan tinta pertama pada kanvas, yang kemudian dilanjutkan oleh Denny Aryasatya Putra Yudha, pelukis autisme asal Mojokerto.

Baca Juga: Prabowo, SBY dan Ribuan Simpatisan Kader Partai Demokrat Birukan Kota Malang

Sementara itu, Pendiri dan CEO Malang Autism Center (MAC), Mohammad Cahyadi, menjelaskan bahwa Voices from the Spectrum merupakan yang pertama di Malang Raya, bahkan di Jawa Timur, yang sepenuhnya melibatkan pelukis penyandang autisme.

“Kami menghadirkan 16 pelukis autisme dari berbagai daerah, satu dari siswa MAC, dan 15 lainnya berasal dari Jakarta, Surabaya, Mojokerto, serta Malang,” jelasnya.

Cahyadi menyebutkan bahwa karya yang dipamerkan memiliki nilai jual yang beragam, mulai dari Rp500 ribu hingga Rp11 juta per lukisan, tergantung pada jam terbang dan prestasi masing-masing pelukis.

“Harga mencerminkan pengalaman dan pencapaian para pelukis,” tambahnya.

Denny Aryasatya Putra Yudha, pelukis autisme asal Mojokerto (Foto: Fuday)Denny Aryasatya Putra Yudha, pelukis autisme asal Mojokerto (Foto: Fuday)

Baca Juga: RIPKI Foundation Gelar Kesenian Bantengan di Kampung Bioro Lowokwaru Malang

Menurut Cahyadi, tujuan utama pameran ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat (awareness) terhadap autisme, serta membuktikan bahwa anak-anak autisme juga mampu berkarya dan berprestasi apabila diberi kesempatan dan dukungan yang tepat.

“Kami ingin menunjukkan bahwa anak-anak autisme bisa berkarya sama seperti anak-anak lainnya jika diberikan pelatihan, pendidikan, dan ruang berekspresi,” tegasnya.

Voices from the Spectrum adalah bagian dari rangkaian kegiatan peringatan 10 tahun berdirinya Malang Autism Center. Selain pameran, MAC juga akan menggelar Seminar Nasional Autisme pada 25–26 Oktober 2025, yang menghadirkan lima dokter spesialis, dua akademisi, dan tiga praktisi di bidang autisme.

“Seminar ini akan membahas berbagai aspek medis dan edukatif seputar anak dengan spektrum autisme,” pungkasnya. (diy)

Editor : Fudai