JAKARTA - Meskipun mendapat protes dari Amerika Serikat, Bank Indonesia (BI) tetap melanjutkan ekspansi layanan pembayaran digital berbasis QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) ke tingkat internasional.
Dalam waktu dekat, transaksi menggunakan QRIS akan bisa dilakukan di Jepang, India, Korea Selatan, Tiongkok, dan Arab Saudi.
Baca Juga: Indonesia Dorong Perdagangan Terbuka dalam Spring Meetings IMF-Bank Dunia 2025
Saat ini, QRIS telah tersedia untuk transaksi lintas negara di Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Sepanjang triwulan pertama 2025, QRIS mencatat 56,3 juta pengguna, dengan volume mencapai 2,6 miliar transaksi dan nilai transaksi melebihi Rp260 triliun.
Sementara itu, fasilitas QRIS Tap, yang baru diluncurkan satu bulan lalu, telah digunakan oleh 20,8 juta pengguna dengan nilai transaksi lebih dari Rp3 miliar.
Langkah ekspansi ini menegaskan komitmen Bank Indonesia dalam memperkuat sistem pembayaran digital nasional sekaligus memperluas konektivitas pembayaran di tingkat global.
Dalam acara Edukasi Pekerja Migran Indonesia dalam Rangka Perayaan Hari Kartini di Gedung Dhanapala, Jakarta, Senin (21/4/2025) lalu, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, menyampaikan bahwa kerja sama penggunaan QRIS kini tengah dikembangkan dengan empat negara tambahan, yakni Korea Selatan, India, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi.
Baca Juga: BI Sediakan Layanan Kas Keliling Penukaran Uang Baru untuk Lebaran 2025
"In the process dengan Korea, India, Uni Emirat Arab, juga lagi proses dengan Saudi Arabia," ujar Destry dalam sambutannya.
Destry juga menambahkan bahwa penggunaan QRIS di Malaysia, Thailand, dan Singapura telah memungkinkan masyarakat Indonesia melakukan transaksi lebih praktis saat berada di luar negeri, hanya dengan memindai kode QR melalui ponsel tanpa perlu membawa uang tunai.
"Ini memudahkan teman-teman, termasuk para Pekerja Migran Indonesia (PMI), dalam bertransaksi, baik melalui layanan berbasis bank maupun non-bank," jelasnya.
Kemudahan ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan transaksi bagi pekerja migran Indonesia di luar negeri sekaligus mendukung penguatan ekosistem pembayaran digital di berbagai negara.
Baca Juga: PLN dan Bank Indonesia Berkolaborasi Manfaatkan Limbah untuk PLTU di NTT
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa Indonesia tetap terbuka untuk kerja sama sistem pembayaran digital berbasis QRIS dan GPN (Gerbang Pembayaran Nasional) dengan operator luar negeri.
Airlangga menekankan komitmen Indonesia untuk menciptakan peluang yang setara bagi semua operator, baik domestik maupun asing, guna menjaga kepentingan nasional sekaligus mendorong sistem pembayaran yang lebih inklusif dan terbuka.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan sistem pembayaran digital Indonesia semakin berkembang, memperluas konektivitas global, serta memperkuat integrasi ekonomi digital nasional.
Editor : Fudai