Surabaya Gencar Perangi TBC, Gandeng Banyak Pihak dan Terjun Langsung ke Masyarakat

Pelayanan kesehatan di Puskesmas Surabaya, Foto dokumentasi ©Kominfo Jatim
Pelayanan kesehatan di Puskesmas Surabaya, Foto dokumentasi ©Kominfo Jatim

SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya terus menunjukkan keseriusannya dalam menekan angka kasus Tuberkulosis (TBC). Beragam strategi disiapkan untuk memperkuat pencegahan dan penanganan penyakit ini, salah satunya dengan memperluas kolaborasi lintas sektor.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina, menyampaikan bahwa upaya penanggulangan TBC tak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah semata. Butuh kerja sama dari banyak pihak, termasuk masyarakat.

Baca Juga: Rencana Underpass di Taman Pelangi Surabaya Berubah Jadi Flyover, Aning Rahmawati Sebut Alasannya

Salah satu langkah konkret yang dilakukan Dinkes Surabaya adalah melakukan investigasi kontak erat pasien TBC, minimal kepada delapan orang dalam satu rumah. Program ini dikemas dalam gerakan Cak dan Ning, sebuah gerakan aktif mendeteksi TBC di lingkungan sekitar.

Tak hanya itu, skrining kesehatan juga akan digencarkan, terutama yang berkaitan dengan TBC pada orang dewasa maupun anak-anak. Bahkan, untuk mendukung penanganan TBC anak, Dinkes Surabaya bakal menggandeng Universitas Airlangga (UNAIR).

“Kami juga memperluas layanan TBC dengan menjalin kerja sama dengan rumah sakit dan klinik di Surabaya,” ujar Nanik, Selasa (8/4/2025).

Selain itu, skrining TBC akan difokuskan pada kelompok berisiko tinggi, seperti penderita HIV, diabetes, anak-anak bergizi buruk, pasien pneumonia, Covid-19, hingga calon jemaah haji.

Baca Juga: Eri Cahyadi Sebut Segera Perbaiki Fasilitas Umum yang Rusak Akibat Demonstrasi UU TNI

Nanik juga menegaskan bahwa di tingkat fasilitas kesehatan, penanganan TBC akan lebih diperkuat dengan melibatkan semua layanan poli — mulai dari poli paru, poli anak, hingga Instalasi Gawat Darurat (IGD). Tujuannya jelas, untuk mempercepat deteksi dan penemuan kasus baru.

Tak berhenti di situ, pemerintah kota juga akan memastikan pasien TBC mendapatkan pendampingan yang intensif agar pengobatan berjalan tuntas. Tim Ahli Klinis (TAK) dan komunitas pendamping TBC, seperti KOPI TBC, disiapkan untuk mendukung pasien hingga sembuh.

Bagi pasien TBC Resisten Obat (RO), Dinkes Surabaya telah menyiapkan layanan khusus di puskesmas maupun rumah sakit rujukan. Mereka juga mendapatkan pendampingan khusus dari Peer Educator (PE).

Baca Juga: Festival Ekspresi Anak di Atlantis Land Kenjeran Memuncaki HAN 2024, Diikuti 3.800 Peserta

“Bahkan kami berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk menyediakan shelter bagi pasien TBC, sekaligus memberi bantuan makanan tambahan, tabung oksigen, dan kebutuhan pokok lainnya,” tambah Nanik.

Berdasarkan data Dinkes Jawa Timur, estimasi kasus TBC di Surabaya untuk tahun 2025 mencapai 16.098 kasus. Sementara pada tahun 2024 lalu, Surabaya berhasil menemukan 12.096 kasus TBC dari target 16.127 kasus, atau sekitar 75 persen capaian.

Memasuki 2025, Pemkot Surabaya menargetkan Investigasi Kontak (IK) TBC bisa mencapai 100 persen. Harapannya, upaya ini dapat mempercepat eliminasi TBC dan menjadikan Surabaya sebagai kota yang lebih sehat dan bebas dari penyakit menular berbahaya ini. (red)

Editor : Fudai