Buleleng Festival 2025 Catat Transaksi Rp 3 Miliar, Lingkungan dan UMKM Jadi Sorotan 

SINGARAJA - Buleleng Festival 2025 resmi berakhir pada Sabtu (23/8) malam. Selama enam hari penyelenggaraan, festival dengan tema “The Mask History of Buleleng” sukses memadukan seni, budaya, pendidikan, hingga pameran ekonomi kreatif yang mampu menarik puluhan ribu pengunjung setiap harinya.

Ketua Panitia Bulfest 2025, Gede Suyasa, menyampaikan seluruh rangkaian acara berjalan lancar. Mulai dari pertunjukan di panggung utama, empat panggung seni tradisional, klasik, hingga modern, serta kegiatan akademis berupa diskusi sejarah topeng, pariwisata, dan perkembangan ekonomi kreatif di Buleleng.

Baca Juga: Hadiri Buleleng Festival 2025, Megawati Dorong Produk Lokal Buleleng Segera Didaftarkan ke HKI

“Pameran topeng dan karya seni lukis bertema topeng mendapat respon luar biasa. Rata-rata lebih dari 300 siswa dari berbagai sekolah di Buleleng berkunjung setiap hari,” ujar Suyasa.

Tak kalah menarik, sektor UMKM yang menghadirkan kuliner khas, olahan pangan, hingga produk kriya juga mencatatkan transaksi hingga Rp 3 miliar. Sementara itu, Buleleng Digital Expo yang melibatkan generasi milenial dan gen Z berhasil membuka ruang ekspresi anak muda di ranah digital.

Dari sisi lingkungan, relawan Green Corps berhasil mengumpulkan sekitar tiga kubik sampah organik dan 1.238 kilogram sampah anorganik. Seluruhnya kemudian disalurkan ke pusat pengelolaan di Jagaraga dan bank sampah induk.

Meski dinilai sukses, panitia mencatat beberapa hal yang masih perlu pembenahan, seperti keterbatasan daya tampung stan UMKM, kurangnya kesadaran sebagian pengunjung dalam menjaga kebersihan, serta kedisiplinan jadwal penampilan di panggung utama.

Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra, mengapresiasi keberhasilan Bulfest yang kini memasuki tahun kedelapan. Ia menilai festival ini terus menunjukkan kemajuan meski belum sepenuhnya sempurna.

“Kalau bicara jujur, tentu masih ada kekurangan. Namun, kami sudah berusaha maksimal demi Buleleng tercinta. Mari bersama-sama memberi kritik dan saran yang membangun agar Bulfest tahun depan lebih baik,” kata Sutjidra.

Menurutnya, meningkatnya partisipasi UMKM dan pedagang kecil menjadi bukti bahwa Bulfest kini telah menjadi momentum penting bagi masyarakat. Perputaran uang yang terus naik dari tahun ke tahun juga menunjukkan kontribusi besar festival ini terhadap perekonomian daerah.

Meski demikian, Sutjidra menyampaikan permohonan maaf kepada warga atas ketidaknyamanan akibat penutupan sejumlah ruas jalan. “Rekayasa lalu lintas kami lakukan demi kepentingan masyarakat luas, dan sudah kami siapkan jalur alternatif dengan pengaturan personel di lapangan,” ujarnya. (red)

Editor : Fudai