BPBD Bali Jadi Contoh Inovasi Teknologi Sistem Peringatan Dini Bencana untuk 153 Desa

Foto: Humas BNPB
Foto: Humas BNPB

JAKARTA | ARTIK.ID - Penguatan sistem peringatan dini bencana dengan memanfaatkan inovasi teknologi dinilai menjadi salah satu hal yang perlu terus diupayakan oleh berbagai pihak. Hal ini diharapkan dapat mendorong meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap risiko bencana.

Deputi Bidang Pencegahan BNPB Prasinta Dewi mengatakan, pemanfaatan teknologi dan inovasi tersebut diharapkan dapat mendorong meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap risiko bencana sehingga hal tersebut dapat meningkatkan kapasitas masyarakat dalam merespon risiko bencana yang ada.

Baca Juga: Demi Keamanan Peserta KTT WWF 2024 di Bali, Satgas Pam Bandara Perketat Pengawasan

Untuk itu, Prasinta melanjutkan, kehadiran sistem peringatan dini yang berbasis komunikasi dua arah semakin diperlukan, sehingga masyarakat tidak lagi pasif namun proaktif terlibat dalam upaya-upaya pencegahan dan pengurangan risiko bencana yang ada.

Pada Rakornas PB 2024, Selasa (23/4) Prasinta Dewi mengapresiasi pemerintah daerah yang telah mengembangkan inovasi teknologi dan menerapkannya dalam setiap fase kebencanaan salah satunya yang telah dilakukan oleh BPBD Provinsi Bali dengan  teknologi sistem peringatan dini dari satelit menjadi radio digital.

Baca Juga: Banjir di Rokan Hulu, 999 Unit Rumah Warga Terdampak

Adapun inovasi yang dilakukan BPBD Provinsi Bali yakni dengan mengubah sistem peringatan dini mulai dari mengubah teknologinya, bentuknya, dan mengintegrasi dan mengkolaborasikannya dengan berbagai pihak.

Ke depan, BPBD Provinsi Bali menargetkan sistem tersebut dapat dimanfaatkan di 153 desa yang masuk ke dalam kategori rawan bencana dan dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat melalui ponsel atau handphone.

Baca Juga: Akibat Banjir, Sungai Kalitengah Trenggalek Meluap, 24 Rumah Rusak Berat

Tidak hanya di Bali, BNPB juga mendorong dan menargetkan pembangunan sistem peringatan dini khusus tsunami di 180 desa di daerah rawan tsunami di Indonesia.

(red)

Editor : Fudai