Periode Kedatangan dan Perkembangan Penduduk Asli Madura

Ilustrasi, Karapan Sapi Brujul di Probolinggo. Foto China Xinhua News
Ilustrasi, Karapan Sapi Brujul di Probolinggo. Foto China Xinhua News

SURABAYA | ARTIK.ID - Pulau Madura merupakan salah satu pulau yang terletak di bagian timur Jawa Timur. Pulau ini memiliki luas sekitar 5.168 km2 dan penduduk sekitar 4 juta jiwa. Pulau ini terkenal dengan budaya dan kesenian yang khas, seperti karapan sapi, keris, batik, dan musik saronen.

Menurut buku The History Of Madura karya Samsul Ma'arif, penduduk asli Madura berasal dari bangsa berkebudayaan neolitik (zaman batu baru yang penduduknya mampu bercocok tanam), yang datang dari utara sekitar 4.000 tahun yang lalu atau 2.000 tahun sebelum Masehi.

Baca Juga: Dua Bocah SD Asal Madura Nekat ke Jakarta Naik Motor Berbekal Uang Rp 100 Ribu

Mereka datang ke Madura karena terdesak oleh perkembangan kerajaan-kerajaan Cina yang meluaskan pengaruhnya ke arah selatan.

Bangsa-bangsa neolitik ini kemudian dikenal sebagai Proto Melayu, yang juga menyebar ke berbagai pulau di Nusantara, termasuk Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.

Di Madura, mereka menetap dan menjadi nenek moyang bangsa Madura. Beberapa contoh bangsa Proto Melayu yang ada di Madura adalah bangsa Piah, Campa, dan Jai di Kocincina.

Bangsa Proto Melayu memiliki ciri-ciri fisik yang berbeda dengan bangsa-bangsa lainnya di Nusantara.

Mereka memiliki tengkorak yang celah matanya lebar mendatar dengan tulang pipi lebih menonjol. Raut muka mereka tidak begitu halus dan warna kulitnya lebih gelap.

Bahasa mereka juga memiliki konsonan rangkap seperti bassa, cacca, daddi, kerrong, dan pennai.

Baca Juga: Varda Space Industries Bikin Pabrik Farmasi Luar Angkasa Pertama di Dunia

Selama ratusan tahun di Madura, bangsa Proto Melayu berkembang biak dan bermukim di seluruh penjuru pulau. Mereka juga menghuni pulau-pulau kecil di sekitar Madura, seperti Sepudi, Kangean, Mandangil, Masalembu, dan Bawean (Gresik saat ini).

Mereka hidup dalam kelompok-kelompok yang besarnya ditentukan oleh kesuburan tanah atau daya dukung ekologi setempat.

Bangsa Proto Melayu kemudian membentuk kerajaan-kerajaan kecil yang saling berhubungan melalui bahasa dan budaya.

Beberapa kerajaan yang pernah ada di Madura adalah Kerajaan Arosbaya (abad ke-10), Kerajaan Sumenep (abad ke-11), Kerajaan Bangkalan (abad ke-12), Kerajaan Sampang (abad ke-13), dan Kerajaan Pamekasan (abad ke-14).

Baca Juga: Karapan Sapi di Stadion Moch Noer Bangkalan Perebutka Piala Presiden RI

Nama Madura sendiri berasal dari kata mandra atau mandiri, yang berarti mandiri atau tidak bergantung pada orang lain.

Nama ini diberikan oleh orang Jawa untuk menggambarkan sifat orang Madura yang kuat dan pantang menyerah.

(Ditulis oleh redaksi, dirangkum dari berbagai sumber di internet)

Editor : Fuart