SURABAYA | ARTIK.ID - Tradisi seni karapan Sapi merupakan budaya khas Madura yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Budaya ini adalah bentuk apresiasi masyarakat Madura terhadap sapi-sapi yang menjadi teman dan sumber penghidupan mereka.
Selain itu, karapan Sapi juga menjadi ajang adu kecepatan dan ketangkasan sapi-sapi pilihan yang dilatih dengan baik oleh pemiliknya.
Baca Juga: Dua Bocah SD Asal Madura Nekat ke Jakarta Naik Motor Berbekal Uang Rp 100 Ribu
Terkait hal itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur sangat mendukung pelestarian budaya Karapan Sapi ini. itu terlihat dari penyelenggaraan perlombaan Karapan Sapi yang digelar di Lapangan Stadion Karapan Sapi Moch. Noer Kabupaten Bangkalan, yang merupakan puncak dari rangkaian seleksi yang telah dilakukan sejak bulan Juli 2023.
Grand Final dilaksanakan hari ini, Minggu (8/10/2023).
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Adhy Karyono mengatakan, Karapan Sapi tidak hanya menunjukkan hasil budaya dan seni masyarakat Madura, tetapi juga warisan leluhur yang harus dijaga dan dilestarikan.
Karapan Sapi juga menjadi salah satu cara masyarakat Madura untuk merayakan kegembiraan dan hiburan setelah panen padi.
"Karapan Sapi perlu terus dilestarikan dan sudah masuk kalender wisata tahunan. Ini untuk mengembangkan budaya daerah dan pariwisata, hingga bisa mendongkrak perekonomian dan kesejahteraan masyarakat," ujar Adhy.
Penyelenggaraan lomba Karapan Sapi ke-21, menurutnya sudah semakin modern dan profesional. Sudah ada peralatan digital yang dipakai untuk memantau ketepatan dan kecepatan sapi, baik di garis start maupun finish. Dengan demikian diharapkan bisa semakin menjaga sportivitas perlombaan.
Baca Juga: Ubud Writers & Readers Festival Menghadirkan Lebih dari 200 Penulis dari Seluruh Dunia
"Mator sakalanglong. Salam settong dhere," katanya menutup sambutan dengan berbahasa Madura.
Karapan Sapi adalah salah satu budaya yang patut dibanggakan oleh masyarakat Madura dan Indonesia pada umumnya. Budaya ini menunjukkan kekayaan dan keragaman bangsa Indonesia yang harus terus dikembangkan dan dilestarikan.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan Jawa Timur (Bakorwil) IV Pamekasan, Sufi Agustini mengatakan, lomba Karapan Sapi tersebut memperebutkan piala bergilir Presiden RI dan merupakan rangkaian Hari Jadi ke-78 Provinsi Jawa Timur.
Untuk kelayakan sapi yang diikutkan lomba, ada beberapa syarat yang harus disertakan seperti Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH), rekomendasi dari pejabat otoritas veteriner, dan lain-lain.
Baca Juga: Varda Space Industries Bikin Pabrik Farmasi Luar Angkasa Pertama di Dunia
Sapi berpasangan yang dikendalikan oleh satu joki di belakangnya berlomba dan berpacu beradu cepat melawan pasangan sapi lainnya dengan panjang lintasan pacuan yang ditempuh 225 meter.
Lomba karapan sapi ini, lanjutnya, diikuti oleh pemenang Karapan Sapi hasil seleksi tingkat kabupaten se-Madura. Setiap kabupaten diwakili oleh 6 regu atau 6 pasang sapi.
"Artinya, ada 24 pasang sapi yang berlomba dari Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep," terang Kepala Bakorwil Pamekasan.
(diy)
Editor : Fuart