Luhut Jawab Kekhawatiran Masyarakat Terkait Dampak Lingkungan Hilirisasi Nikel

avatar Artik
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan

JAKARTA | ARTIK.ID - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengapresiasi kepedulian masyarakat terhadap dampak lingkungan dari kegiatan pertambangan dan hilirisasi nikel.

Luhut menegaskan bahwa pemerintah sangat memperhatikan aspek lingkungan dalam pengembangan sektor nikel.

Baca Juga: Maraknya Aksi Penipuan Digital BCA, Bank Berkomitmen Menjaga Data Nasabah

"Kami menghargai kekhawatiran yang disampaikan oleh berbagai pihak. Kami juga terus memperoleh informasi terkini dari para ahli dan praktisi untuk mencegah dan mengatasi kerusakan lingkungan. Keresahan masyarakat juga menjadi keresahan pemerintah, kami terus berupaya mencari solusi yang optimal dan berkelanjutan,” ujar Luhut dalam acara Nikel Conference, Selasa (25/7/2023).

Luhut menjelaskan, salah satu langkah yang diambil pemerintah untuk menjaga keseimbangan lingkungan adalah dengan mengatur pasokan nikel sesuai dengan permintaan pasar.

Selain itu, pengaturan tersebut juga bertujuan untuk menjaga stabilitas harga nikel agar tidak anjlok.

Luhut juga menyatakan bahwa dirinya selalu terbuka terhadap masukan dan saran dari berbagai pihak terkait dengan isu lingkungan akibat pertambangan nikel. Namun, ia berharap bahwa masukan dan saran tersebut dapat disertai dengan alternatif solusi yang konstruktif.

Baca Juga: OJK Bersama D-Link Project Gelar Festival Keuangan Inklusif Jawa Timur 2023

“Saya sangat menghargai kritik yang membangun dari berbagai pihak. Kita harus bersinergi dalam hal ini. Bukan hanya tanggung jawab pemerintah," katanya.

Sementara itu, Indonesia memiliki potensi yang besar dalam sektor nikel. Berdasarkan Rencana Pengelolaan Mineral dan Batubara Nasional Tahun 2022-2027, cadangan dan produksi nikel Indonesia menempati peringkat pertama di dunia atau setara dengan 23 persen cadangan dunia dan produksi 29 persen dari cadangan dunia.

Indonesia memiliki total sumber daya nikel sebesar 17,7 miliar ton bijih dan 177,8 juta ton logam, dengan cadangan 5,2 miliar ton bijih dan 57 juta ton logam.

Baca Juga: Bank Indonesia Mencatat Uang Beredar pada Bulan Juni 2023 Cukup Stabil

Indonesia juga masih memiliki beberapa wilayah yang potensial untuk dieksplorasi (greenfield) yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai peluang investasi, seperti untuk komoditas nikel ada di Provinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.

Pemerintah memproyeksikan permintaan komoditas mineral khususnya nikel akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan permintaan baterai berbasis nikel.

(diy)

Editor : Fuart