SURABAYA | ARTIK.ID - Pemimpin Rusia, Vladimir Putin telah menjadi trending topik di beberapa media lokal dan global, terutama pasca serangan yang diklaim pihak Rusia bertujuan sebagsi denazifikasi dan demiliterisasi Ukraina.
Pada tahap awal serangannya ke Ukraina, banyak pengamat skeptis terhadap tindakan Putin, bahkan Turki sempat mengingatkan bahwa tak mudah menaklukkan Ukraina, karena disamping butuh pemikiran dan biaya yang besar, juga akan berdampak pada perekonomian Global.
Baca Juga: Medvedev Sebut, Siapapun yang Berkuasa di AS, Hubungan dengan Rusia Tidak akan Membaik
Akan tetapi banyak yang tak menyadari bahwa tindakan Putin ke Ukraina tidak berakar pada perhitungan rasional biaya dan manfaat. Sebaliknya, Putin sedang membuat langkah untuk merebut kembali status bangsanya sebagai Ketrasaran dan Kekaisaran yang disegani di panggung dunia. (The Washington Post, 2 Maret 2022).
Baca Juga:
Perdana Menteri India dan Eropa Utara Bertemu Bahas Imbas Krisis di Ukraina
Lebih jelasnya, kini Putin sedang berperang melawan proxy NATO dan AS yang telah 300 tahun lamanya berkuasa penuh atas tatanan manusia. Dengan kata lain Rusia sedang berjuang untuk menemukan titik keseimbangan dunia.
Baca Juga: Regu Penyerang Ukraina Musnah Dibantai Rusia di Wilayah Republik Rakyat Donetsk
Vladmir Putin lahir pada Oktober 1952 dan merupakan presiden dengan masa jabatan terlama kedua di Eropa. Putin memulai kariernya dari jabatan Perdana Menteri Rusia: 1999 - 2000, 2008 - 2012. dan menjadi Presiden Rusia: 2000 - 2008 , 2012 - hingga sekarang.
Rusia melakukan referendum untuk mereformasi Konstitusi Federasi Rusia dari 25 Juni - 1 Juli 2020. Referendum itu memungkinkan Putin untuk mencalonkan diri lagi untuk dua masa jabatan presiden lagi.
Masing-masing masa jabatan selama 6 tahun, maka mengacu pada Referendum, Putin bisa berkuasa hingga tahun 2036. Diketahui 78% warga Rusia menyetujui referendum tersebut.
Baca Juga: AS Tidak Aman, Rusia Minta Washington Selidiki Serangan pada Kedutaan Kuba
Penulis: Kudel
Editor : Natasya