LPLPD Bangkitkan LPD Desa Adat Kota Tabanan, Harmoni Tri Mandala Menjadi Nafas Baru Keuangan Adat

Tabanan – Setelah tertidur dalam diam, LPD Desa Adat Kota Tabanan kini mulai menggeliat dan kembali menebarkan harapan. Dalam tiga bulan terakhir, denyut kehidupan lembaga keuangan adat ini perlahan berdenyut kembali, dipacu oleh semangat gotong royong Prajuru Desa Adat, tokoh masyarakat, serta dukungan 24 Banjar Adat dengan 4.611 kepala keluarga sebagai fondasi utamanya.

 

Baca Juga: Bangkit dari Keterpurukan, Empat LPD Bangli Kembali Aktif Berkat Dukungan LPLPD dan BKS

Kebangkitan LPD Desa Adat Kota Tabanan tak lepas dari tangan dingin Lembaga Pemberdayaan LPD (LPLPD) Provinsi Bali, yang hadir tidak sekadar sebagai penyalur dana, tetapi juga sebagai pembina, pengawas, dan pemantik nyala baru kepercayaan masyarakat terhadap LPD sebagai lembaga keuangan milik desa adat.

 

Pada Kamis, 5 Juni 2025, sebuah momen bersejarah tercipta di kantor LPD Desa Adat Kota Tabanan. Serah terima Dana Perlindungan LPD dilakukan secara resmi, menandai langkah awal dari proses penyehatan yang dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan semangat kebersamaan. Hadir dalam acara ini:

Tim dari LPLPD Provinsi Bali – Bidang Audit, Pengaduan, dan Penanganan Masalah

 

LPLPD Kabupaten Tabanan

BKS LPD Kabupaten Tabanan

Bendesa Adat Kota Tabanan

Panureksa dan Karyawan LPD Desa Adat Kota Tabanan

Para Prajuru dan tokoh masyarakat

Dana Perlindungan ini berasal dari kontribusi kolektif LPD se-Bali, yakni sebesar 5% dari laba bersih setiap tahun. Dana ini digulirkan dengan filosofi saling menopang, menolong yang lemah, dan membangkitkan yang nyaris tenggelam. Ini adalah pengejawantahan nyata dari nilai Tri Hita Karana, dan perwujudan solidaritas antar LPD yang menjadikan Bali sebagai rumah ekonomi adat yang tangguh.

 

Konsep Tri Mandala: Pilar Kebangkitan LPD Adat

Kebangkitan LPD Desa Adat Kota Tabanan ini tidak hanya bersifat teknis, namun juga filosofis. Konsep Tri Mandala—yang terdiri dari Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala—menjadi dasar pijakan LPLPD dalam membina dan memberdayakan LPD-LPD yang mengalami stagnasi maupun krisis.

 

Baca Juga: Bangkit dari Keterpurukan, Empat LPD Bangli Kembali Aktif Berkat Dukungan LPLPD dan BKS

1. Utama Mandala:

 LPLPD menjadi pusat nilai dan strategi. Di sini, ia memainkan peran sebagai pemegang roh dari nilai-nilai adat dan profesionalisme lembaga. LPLPD merumuskan kebijakan, standar, serta menjaga arah pengelolaan agar tetap berbasis kearifan lokal.

2. Madya Mandala:

 Sebagai penyeimbang dan penghubung antara desa adat, LPD, dan masyarakat. LPLPD menjalankan fungsi audit, pengawasan, serta menjadi jembatan saat konflik terjadi. Di sinilah harmoni dijaga dan transparansi dikedepankan.

3. Nista Mandala:

 Sebagai pelaksana teknis dan motor penyehatan. Melalui skema seperti program LPD Bangkit, LPLPD membantu menyalurkan Dana Perlindungan, melatih ulang pengurus, dan memastikan operasional berjalan kembali dengan baik.

 

Model Tri Mandala ini bahkan diyakini dapat menjadi prototype nasional dalam tata kelola lembaga keuangan berbasis komunitas, membawa wajah Bali sebagai pelopor "community finance governance" yang selaras antara nilai adat, integritas, dan kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga: Bangkit dari Keterpurukan, Empat LPD Bangli Kembali Aktif Berkat Dukungan LPLPD dan BKS

 

Menjaga Amanah, Menyulam Harapan

Kebijakan ini bukan semata menyelamatkan satu LPD, tetapi menjaga kepercayaan kolektif masyarakat adat terhadap sistem keuangan yang diwariskan leluhur. Dana Perlindungan bukan hanya uang, tetapi juga amanah, harapan, dan wujud nyata cinta terhadap warisan desa adat.

 

“Melalui kebangkitan LPD Desa Adat Kota Tabanan, kami meneguhkan komitmen bahwa LPLPD bukan hanya pembina, tapi penjaga semangat adat yang hidup dalam denyut ekonomi rakyat,” ungkap IB Warnaya Putra, SE.MM, tokoh penggerak dari LPLPD Provinsi Bali.

 

Dengan penyertaan nilai-nilai luhur, semangat kebersamaan, dan pengelolaan yang akuntabel, LPD bukan hanya akan bangkit, tapi juga akan tumbuh sebagai lembaga keuangan adat yang tangguh, transparan, dan menjadi teladan bagi nusantara. (*)

 

Editor : LANI