Kisah Seorang Bocah di Malaysia yang Tiba-tiba Buta karena Kekurangan Gizi

 

JAKARTA - Sebuah teriakan mengejutkan menggema di dalam ruang kelas di sebuah sekolah dasar di Malaysia. "Bu guru, kenapa saya tidak bisa melihat apa-apa?" seru seorang bocah laki-laki, 8 tahun, yang tiba-tiba kehilangan penglihatannya di tengah pelajaran.

Anak itu dilarikan ke rumah sakit. Setelah pemeriksaan intensif, dokter pun memberikan vonis yang tak pernah dibayangkan siapa pun, yakni buta permanen akibat kekurangan vitamin A.

Baca Juga: Pemkot Surabaya dan GOTO Luncurkan Program Makan Gratis di Sekolah-Sekolah

Dokter Erna Nadia, yang menangani kasus tersebut, membagikan cerita memilukan ini kepada publik. Ia mengatakan bahwa sang bocah memiliki pola makan yang sangat buruk, setiap hari hanya mengonsumsi nugget, sosis, dan biskuit. Tak ada sayur, tak ada buah, tak ada variasi. Hanya makanan cepat saji tanpa nilai gizi yang cukup.

"Kami menemukan bahwa ia mengalami neuropati optik, kondisi di mana saraf mata rusak total karena kekurangan vitamin A," jelas dr. Erna.

Kasus ini bukan sekadar tragedi medis, tetapi juga peringatan keras bagi orang tua. Di tengah kesibukan dan tekanan hidup modern, tak sedikit orang tua memilih makanan instan sebagai solusi praktis. Tapi seperti yang terjadi pada bocah ini, solusi instan bisa berujung pada konsekuensi seumur hidup.

Sebagai seorang ibu, dr. Erna mengaku memahami betapa sulitnya menjaga pola makan sehat di tengah padatnya aktivitas. Namun, kejadian yang ia saksikan sendiri ini menjadi cambuk bagi dirinya, dan juga ajakan penuh empati untuk semua orang tua.

"Yuk, kita mulai sisipkan makanan sehat di piring anak-anak. Tidak harus mahal, tapi bergizi dan bervariasi," pesannya.

Baca Juga: Sebuah Analisis Membuktikan, Ada Dampak Serius Merokok terhadap Kesehatan Mata

Bukan Kasus Satu-satunya

Yang lebih memprihatinkan, kasus serupa terjadi di berbagai belahan dunia. Seorang remaja perempuan di Inggris, Bella Mildon, menjadi buta permanen pada usia 12 tahun karena hanya makan sandwich kentang goreng selama bertahun-tahun.

Di tahun 2019, seorang anak lainnya kehilangan penglihatannya karena diet ekstrim yang hanya berisi keripik cokelat. Semua ini punya satu benang merah yakni pola makan buruk dan kurangnya edukasi gizi.

Nutrisi Kecil dengan Dampak Besar

Vitamin A bukan sekadar penambah warna pada wortel atau ubi. Zat ini penting untuk menjaga kesehatan mata, mendukung sistem kekebalan tubuh, serta pertumbuhan sel. Tanpa cukup asupan vitamin A, anak-anak bisa kehilangan sesuatu yang paling berharga.

Berikut makanan yang bisa dengan mudah ditemukan di sekitar kita dan kaya vitamin A:

  • Hati ayam atau sapi
  • Wortel
  • Ubi jalar
  • Bayam, brokoli, paprika
  • Buah-buahan seperti jeruk, pepaya, dan jambu biji
  • Ikan makarel, salmon, dan minyak hati ikan
  • Telur dan keju

Tanggung Jawab Kita Bersama

Kisah bocah Malaysia ini membuka mata kita bahwa kekurangan gizi bukan hanya terjadi karena kemiskinan, tapi juga karena kurangnya kesadaran.

Anak-anak tidak bisa memilih makanannya sendiri. Mereka bergantung pada kita, orang dewasa, untuk menyediakan asupan terbaik agar tubuh dan masa depan mereka tumbuh sehat.

Sudah saatnya kita tidak lagi menyepelekan pentingnya gizi seimbang. Di balik sepiring makanan yang kita sajikan untuk anak, ada kesehatan, harapan, dan hidup yang sedang dibentuk. (red)

Editor : Fudai