Khofifah Indar Parawansa Apresiasi Peran Nelayan Jatim, Dorong Ekonomi Biru untuk Ketahanan Pangan

SURABAYA - Peringatan Hari Nelayan Nasional yang jatuh setiap 6 April menjadi momen spesial bagi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Di hari istimewa ini, Khofifah memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para nelayan, khususnya di Jawa Timur, atas kontribusi luar biasa mereka dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

Menurut Khofifah, peran nelayan tak bisa dipandang sebelah mata. Jawa Timur sendiri tercatat memiliki 235.578 nelayan yang tersebar di seluruh wilayah pesisir. Jumlah ini, kata Khofifah, menjadi kekuatan besar dalam mendukung terwujudnya kedaulatan pangan Indonesia, khususnya di sektor kelautan dan perikanan.

Baca Juga: Renovasi Bendungan Boreng Lumajang Senilai Rp13 Miliar, Hanya Mampu Airi 10% Sawah

"Terima kasih kepada seluruh nelayan di pesisir Jawa Timur. Kerja keras panjenengan semua sangat berarti dalam menjaga ketahanan pangan, khususnya di sektor kelautan dan perikanan," ujar Khofifah, Minggu (6/4/2025).

Khofifah menyebut, Jawa Timur memang dianugerahi letak geografis yang sangat strategis. Provinsi ini memiliki garis pantai sepanjang 3.543,54 km, menjadikannya sebagai salah satu provinsi dengan garis pantai terpanjang di Indonesia.

Keunggulan ini terbukti dari produksi olahan hasil laut Jawa Timur yang mencapai 1.045.314,87 ton per tahun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 385.083,4 ton bahkan berhasil menembus pasar ekspor ke berbagai negara.

"Alhamdulillah, ini menjadi bukti nyata bahwa kontribusi nelayan sangat besar bagi ketahanan pangan Jawa Timur. Ini juga selaras dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran," terang Khofifah.

Ia menegaskan, peran nelayan sama pentingnya dengan petani dan peternak. Pasalnya, ikan dan hasil laut lainnya kini menjadi sumber protein sehat pilihan masyarakat, menggantikan daging sapi maupun ayam.

Baca Juga: Banyuwangi Batik Festival 2024 Hadirkan Batik Jeruji dari Warga Binaan Lapas

Untuk itu, di momen Hari Nelayan Nasional ini, Khofifah mengajak seluruh nelayan Jawa Timur untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi hasil laut, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan laut. Salah satu upayanya adalah dengan menerapkan konsep ekonomi biru (blue economy) — yakni pembangunan ekonomi berbasis kelautan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

"Konsep ekonomi biru ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi sumber daya kelautan tanpa merusak lingkungan. Harapannya, hasil laut bisa terus meningkat, kesejahteraan nelayan makin baik, dan ekosistem laut tetap terjaga," pesannya.

Sebelumnya, pada Jumat (4/4/2025), Gubernur Khofifah juga meninjau langsung dermaga di Pantai Boom, Banyuwangi. Dermaga ini merupakan aset milik Pemprov Jawa Timur yang dikelola bersama PT ASDP Ketapang.

Khofifah menegaskan pentingnya pembangunan jembatan penghubung antara Pelabuhan LCM dan Dermaga Bulusan. Hal ini untuk memastikan arus transportasi penyeberangan berjalan lancar sekaligus mengantisipasi potensi konflik sosial dengan pemukiman warga sekitar.

Baca Juga: Sandiaga Uno Kembangkan Paket Wisata 3B untuk Pariwisata Internasional Banyuwangi

"Saat ini sedang dilakukan kajian dan penyusunan Detail Engineering Design (DED). Mudah-mudahan prosesnya bisa segera rampung, sehingga pembangunan jembatan penghubung bisa segera terealisasi," jelasnya.

Selain itu, Khofifah juga memantau langsung arus balik Lebaran dari Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk. Berdasarkan informasi dari General Manager Pelabuhan Ketapang, puncak arus balik diperkirakan terjadi pada H+6 atau Sabtu (6/4/2025).

"Semoga seluruh proses arus balik berjalan lancar, aman, dan diberikan kemudahan oleh Allah SWT," pungkasnya. (red) 

Editor : Fudai