Budayawan Surabaya, Taufik Monyong Angkat Suara Soal PSN 72 Triliun Kenjeran

SURABAYA | ARTIK.ID - Budayawan Surabaya, Taufik Monyong, Senin (19/8) mengungkapkan kekhawatirannya soal Proyek Strategis Nasional (PSN) senilai Rp72 triliun yang direncanakan akan dibangun di sepanjang pantai Kenjeran. Menurutnya, dari sudut pandang kebudayaan, PSN tersebut lebih banyak membawa dampak negatif daripada positif.

"Kenjeran sebagai wilayah pesisir memiliki ekologi kultural, di mana kebudayaan masyarakat pesisir, seperti kehidupan nelayan, tradisi selametan Binggir Pantai, nyadaran, serta budaya perahu, harus dijaga oleh pemerintah. PSN ini berpotensi merusak ekosistem kebudayaan tersebut dan akan terjadi pergeseran budaya dan mengakibatkan masalah pada sumber daya manusia," ujar Taufik.

Baca Juga: Tolak Reklamasi PSN, LPMK dan AMPS Kenjeran Gelar Aksi di Gedung DPRD Kota Surabaya

Menurutnya, PSN juga berpotensi merusak ekosistem laut, yang merupakan sumber penghidupan bagi masyarakat Surabaya. Telur kerang, ikan, dan kepiting yang menjadi sumber pangan bisa hilang akibat pengurukan laut. 

Baca Juga:

"Kerusakan ekosistem ini akan menghilangkan sumber makanan yang selama ini diandalkan masyarakat Kenjeran dan sekitarnya," tutur Taufik.

Ketua Presidium Dewan Kesenian Jawa Timur itu mengungkapkan, saat ini saja pencemaran yang terjadi di laut Kenjeran telah merusak jutaan biota laut. 

"Beberapa waktu lalu, ada penyedotan pasir laut oleh kapal yang tidak diketahui asalnya. Hal ini sudah mengurangi jumlah kerang di Kenjeran," jelasnya.

Baca Juga: Tolak Reklamasi PSN, LPMK dan AMPS Kenjeran Gelar Aksi di Gedung DPRD Kota Surabaya

Akibat dari kerusakan ini, nelayan lokal kini harus mencari ikan hingga ke wilayah Pasuruan dan Probolinggo. 

"Ironis, Surabaya yang seharusnya kaya akan ikan dan kerang, sekarang semuanya hilang," keluhnya.

Selain itu, Taufik juga menyoroti perlunya perencanaan baru untuk sistem drainase di Surabaya apabila ada penambahan daratan di sepanjang pantai Kenjeran. 

Menurutnya, sistem pembuangan air harus disesuaikan dengan ketinggian daratan baru yang akan dibangun di PSN Kenjeran. Jika tidak, Surabaya berisiko bukan hanya banjir, tapi bisa tenggelam.

"Jika PSN ini tidak berhati-hati dalam perencanaannya, maka ada tiga aspek yang akan terdampak, yakni ekosistem laut, sumber daya manusia, dan ekosistem Kota Surabaya," ujarnya.

Taufik juga mengkhawatirkan potensi pergeseran tanah di Kenjeran yang dapat berdampak pada keseimbangan. 

Baca Juga: Komisi C DPRD Kota Surabaya Kompak, Ghoni dan Baktiono Tolak PSN Kenjeran Sebab Resahkan Nelayan

"Keseimbangan antara air laut harus dikelola dengan baik, tidak boleh gegabah hanya karena alasan pertumbuhan ekonomi," tegasnya.

Ia menekankan bahwa masyarakat asli Surabaya bisa mengalami "pemusnahan" secara kultural dan ekologis jika proyek tersebut harus dipaksakan tanpa perencanaan yang matang.

"Sebagai budayawan, saya melihat ada tiga kerusakan besar yang akan terjadi pada masyarakat Surabaya," imbuhnya.

Taufik meminta Pemerintah Kota Surabaya untuk melakukan kajian mendalam dan memberikan rekomendasi kepada pemerintah pusat, meskipun PSN ini berada di bawah wewenang pusat. 

"Pemkot Surabaya masih bisa memberikan rekomendasi berdasarkan kajian, bukan hanya mengirim surat ke kementerian," tutupnya. (diy)

Editor : Fudai