JAKARTA | ARTIK.ID - Google, perusahaan teknologi raksasa asal Amerika Serikat, mengumumkan rencana untuk membangun kabel laut jaringan internet yang melewati beberapa negara kecil di Samudera Pasifik.
Kabel laut ini akan menghubungkan Amerika Serikat dan Australia, dan melewati Timor Leste, Papua Nugini, Mikronesia, Kiribati, Kepulauan Marshall, Kepulauan Solomon, Tuvalu, dan Vanuatu.
Baca juga: Menteri Kesehatan Sebut Teknologi AI Berpotensi Merevolusi Layanan Kesehatan Indonesia
Pemerintah Australia dan Amerika Serikat akan memberikan kontribusi finansial untuk proyek ini. Pemerintah Australia akan menyumbangkan US$ 50 juta, sedangkan AS akan menyumbangkan US$ 15 juta.
Pembangunan kabel laut ini merupakan bagian dari upaya Amerika Serikat untuk memperluas pengaruhnya di kawasan Samudera Pasifik. Selain itu, proyek ini juga bertujuan untuk meningkatkan akses internet dan keamanan siber di negara-negara kepulauan Pasifik.
Indonesia juga akan dilewati oleh kabel laut ini. Ini merupakan proyek kabel laut ketiga yang melewati Indonesia, setelah Indigo West, Echo, dan Apricot.
Baca juga: Google Tunda Peluncuran AI Gemini Karena Belum Bisa Tangani Bahasa Selain Ingris
Google menyatakan bahwa jaringan kabel laut berdampak terhadap biaya akses dan keandalan internet. Ini akan berdampak positif terhadap perkembangan ekonomi dan produktivitas di Indonesia.
Kabel laut ini akan memiliki panjang sekitar 15.000 kilometer, menggunakan teknologi fiber optik terbaru, yang memungkinkan kecepatan transfer data hingga 100 terabit per detik.
Pembangunan kabel laut ini diperkirakan akan memakan waktu sekitar tiga tahun.
Baca juga: Melalui Gen-Z, Tidak Lama Lagi Media Sosial akan Merebut Tahta Google
Namun begitu justru hal ini menimbulkan banyak kekhawatiran bagi sebagian besar pemerhati pertahanan.
(ara)
Editor : Fuart