Kebijakan Prabowo Picu Kekhawatiran Arus Keluar Dana Orang Kaya Indonesia ke Luar Negeri

Reporter : Fudai

JAKARTA - Kekhawatiran terhadap arah kebijakan ekonomi Presiden Prabowo Subianto mendorong gelombang baru arus keluar modal dari kalangan orang kaya Indonesia. Sejumlah individu dengan kekayaan sangat besar dikabarkan memindahkan ratusan juta dolar ke luar negeri, sebagai langkah perlindungan menghadapi ketidakpastian fiskal dan stabilitas ekonomi nasional.

Aset-aset seperti emas dan properti menjadi pilihan utama untuk menyimpan kekayaan di luar negeri. Namun, tren terbaru menunjukkan mata uang kripto — khususnya stablecoin USDT milik Tether Holdings juga semakin populer, berkat kemampuannya memfasilitasi transfer dana besar tanpa pengawasan ketat.

Baca juga: Beijing Naikkan Tarif hingga 125% sebagai Balasan terhadap Kebijakan Dagang Trump

Laporan ini diungkap Bloomberg News setelah mewawancarai lebih dari selusin manajer kekayaan, bankir swasta, penasihat finansial, serta individu kaya raya di Indonesia yang enggan diungkap identitasnya karena membahas informasi sensitif.

Seorang bankir swasta menyebut bahwa sejumlah kliennya dengan nilai kekayaan antara 100 juta hingga 400 juta dolar AS  telah mengonversi sekitar 10% dari aset mereka ke dalam bentuk kripto.

Pergerakan ini mulai marak sejak Prabowo resmi menjabat pada Oktober 2024, dan kian dipercepat setelah nilai tukar rupiah melemah signifikan pada Maret 2025.

Meningkatnya arus keluar dana ini diyakini turut memperberat tekanan terhadap rupiah, yang pada 9 April 2025 sempat menyentuh titik terlemah sepanjang sejarah, sebelum akhirnya sedikit menguat sehari kemudian.

Kondisi ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan global, terutama akibat kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

USDT, Emas, dan Properti Jadi Aset Pelarian

Salah satu mantan eksekutif konglomerat besar di Indonesia, yang hanya ingin disebut Chan, mengakui bahwa dirinya telah aktif membeli USDT dalam beberapa bulan terakhir.

“Ini cara paling aman untuk menjaga nilai kekayaan saya dan memindahkan dana ke luar negeri tanpa perlu membawa uang secara fisik,” ujarnya.

Chan juga menambahkan bahwa ketidakpastian prospek ekonomi Indonesia dan risiko stabilitas politik membuatnya semakin waspada.

Baca juga: Menkeu ASEAN Bahas Perang Dagang Global, Sri Mulyani Tegaskan Indonesia Siap Hadapi Guncangan

Sejak menjabat, Prabowo diketahui memperluas peran militer, meningkatkan belanja negara, dan mendekatkan perusahaan-perusahaan BUMN ke lingkaran pengaruh pemerintah. Ia bahkan memasang target ambisius, yakni pertumbuhan ekonomi sebesar 8% per tahun, angka yang bahkan sulit dicapai oleh China dalam kondisi saat ini.

Target tersebut menuntut belanja negara dalam skala besar, yang berpotensi memperlebar defisit fiskal, meningkatkan utang, menaikkan pajak, dan memicu inflasi. Meski belum sebesar eksodus modal saat krisis ekonomi Asia 1998, tren arus keluar dana dari Indonesia saat ini menunjukkan kecenderungan terus meningkat.

Sebagian besar dana ini dialihkan ke properti di luar negeri atas nama keluarga atau rekan dekat, guna menghindari pengawasan regulator. Bahkan, sejumlah orang kaya Indonesia diketahui memperoleh visa kerja di Dubai untuk mendirikan perusahaan cangkang sebagai sarana membeli properti secara lebih tersembunyi.

Timur Tengah dan Kripto Jadi Alternatif Baru

Dubai dan kawasan Timur Tengah kini menjadi destinasi populer untuk menyimpan aset warga Indonesia, menyusul semakin ketatnya pengawasan perbankan di Singapura pasca kasus pencucian uang besar-besaran di negara tersebut.

Di sisi lain, aset kripto menawarkan jalan pintas bagi mereka yang ingin menghindari pengawasan. Stablecoin USDT menjadi instrumen favorit dalam proses konversi mata uang dan transfer dana dalam jumlah besar ke luar negeri — terutama untuk transaksi lebih dari 100 ribu dolar AS.

Baca juga: Trump Mulai Lunak Soal Perang Dagang, Ingin Segera Capai Kesepakatan dengan China

Di platform Tokocrypto, salah satu bursa kripto terbesar di Indonesia yang dimiliki Binance pasangan perdagangan USDT/rupiah kini menyumbang lebih dari 25% dari total volume transaksi harian, menurut Kepala Pemasaran Tokocrypto, Wan Iqbal.

Selain kripto, emas juga mengalami lonjakan permintaan. Hartadinata Abadi, produsen dan penjual emas terbesar di Indonesia di luar sektor negara, melaporkan peningkatan penjualan emas batangan sebesar 30% pada kuartal pertama 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya — tertinggi sejak perusahaan tersebut melantai di bursa pada 2017.

Solusi Pemerintah: Jaminan Fiskal dan Investasi Infrastruktur

Indonesia bukan kali ini saja menghadapi gelombang arus keluar modal akibat ketidakstabilan politik dan ekonomi. Pada 2022, pemerintah sempat berhasil menarik miliaran dolar aset tersembunyi warga negara lewat program amnesti pajak.

Menurut Dedi Dinarto, Kepala Analis Indonesia di firma penasihat Global Counsel, langkah terbaik bagi Prabowo untuk meredam kekhawatiran pasar adalah dengan memberikan jaminan terhadap disiplin fiskal dan memperkuat komitmen pada investasi infrastruktur.

“Meski pelemahan rupiah dan gejolak pasar saham mungkin bersifat reaktif, baik investor asing maupun lokal menunjukkan kekhawatiran yang semakin besar terhadap arah kebijakan Prabowo,” ujar Dinarto.

Editor : Fudai

Peristiwa
10 Berita Teratas Pekan Ini
Berita Terbaru