JAKARTA | ARTIK.ID - Kehadiran layanan internet satelit Starlink milik Elon Musk di Indonesia membawa angin segar bagi industri telekomunikasi. Kecepatan internet tinggi yang dijanjikan Starlink, hingga 150 mbps, mendisrupsi layanan internet yang ada saat ini.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL), Sarwoto Atmosutarno, dalam Tech & Telco Forum 2024. Menurutnya, disrupsi ini mendorong perlunya penerapan batas minimal kecepatan internet tetap (fixed broadband) 100 mbps agar manfaatnya dapat dirasakan masyarakat secara luas.
Baca juga: Elon Musk Hadir Langsung pada Pengujian Starlink di Puskesmas Terpencil Denpasar, Hasilnya Fantastis
"Starlink mendisrupsi kecepatan. Mereka menjanjikan kecepatan lebih dari 150 mbps," kata Sarwoto.
Baca Juga:
- Natasha Wilona Ingin Pasangan dengan Penghasilan Lebih Tinggi, Tapi Bukan Matre
- Mahasiswa Ubaya Raih 8 Medali di ASEAN University Games 2024, Antar Koni Jatim ke Puncak Prestasi
- Surabaya Printing Expo 2024 Tawarkan Teknologi Canggih dan Peluang bagi Pelaku Industri Percetakan
- Optimalisasi Program Kegiatan, Elli Sembor Dorong Kordinasi OPD di Mansel
- Jelang Porwanas XIV di Banjarmasin, Persiapan Tim Futsal Jatim Makin Intens
Kehadiran Starlink membawa perubahan penting karena mampu menjangkau daerah pedesaan dan terpencil dengan kecepatan tinggi, di mana infrastruktur internet konvensional belum tersedia.
Baca juga: Elon Musk Kembeli Bermanuver, Ancam Bongkar Kejahatan Hakim Brasil Usai Pemblokiran
Hal ini sejalan dengan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang menunjukkan penetrasi internet di Indonesia mencapai 79,5%, dengan 95% penduduknya menggunakan data seluler.
Namun, kecepatan internet di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain. Berdasarkan Speedtest Ookla hingga April 2024, kecepatan internet di Indonesia untuk fiber optic berada di urutan 126 dari 181 negara, dan mobile data di peringkat 95 dari 144 negara. Kecepatan internet di Indonesia masih setara dengan negara-negara di Afrika seperti Rwanda atau Maroko.
Baca juga: Starlink yang Butuh Pasar Indonesia, Pemerintah Tidak Boleh Kalah dengan Elon Musk
Ketidakmerataan kecepatan internet juga menjadi permasalahan di Indonesia, terutama di daerah 3T.
Melihat kondisi ini, Sarwoto berharap pemerintah dapat bekerja sama dengan pihak swasta, termasuk Starlink, untuk mempercepat pemerataan akses internet dan meningkatkan kualitas layanan internet di Indonesia. Hal ini penting untuk menghindari kerugian bagi pelanggan, operator, dan penyelenggara layanan internet.
Editor : Fudai