JAKARTA | ARTIK.ID -Kondisi ekonomi global sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi negara-negara besar seperti Amerika Serikat (AS) dan China.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Kuliah Umum Universitas Diponegoro dan Universitas Negeri Semarang pada Senin (23/10).
Baca Juga: DJP Temukan Modus Penipuan Baru Mengatasnamakan Pegawai Pajak
Menurut Sri Mulyani, AS dan China memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perekonomian dunia.
Jika AS dan China mengalami gejolak, maka dampaknya akan dirasakan oleh negara-negara tetangga, bahkan negara-negara berkembang.
Misalnya, ketika AS tidak memiliki ketua DPR yang bisa mengendalikan kondisi fiskal, atau ketika AS akan menaikkan suku bunga, maka banyak negara yang akan terkena imbasnya, termasuk Indonesia.
“Kalau negara seperti AS itu sedang bersin, seluruh tetangganya kena flu karena begitu dahsyatnya. Atau seperti RRT sekarang lemah, semuanya siap-siap untuk kekurangan darah. Jadi kalau negara besar itu 'bersin', dampaknya ke seluruh dunia,” ujar Sri Mulyani.
Baca Juga: Inul Daratista Kejutkan Publik dengan Rencana Pensiun dari Dunia Dangdut
Sri Mulyani juga menyebutkan beberapa faktor global lain yang mempengaruhi kondisi ekonomi, seperti ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina, kenaikan harga minyak global menjadi US$100 per barel, dan perang dagang antara AS dan China.
"Faktor-faktor ini yang bisa mengancam perekonomian dunia jika tidak ditangani dengan baik," ungkapnya.
Untuk menjaga perekonomian dalam negeri, Sri Mulyani mengatakan bahwa peran pemerintah sangat penting.
Baca Juga: Inul Daratista Kejutkan Publik dengan Rencana Pensiun dari Dunia Dangdut
Dia juga mengapresiasi kinerja perekonomian Indonesia yang mampu pulih dari dampak pandemi dengan cepat. Indonesia termasuk salah satu negara yang tumbuh di atas 5% selama tujuh kuartal berturut-turut, yaitu 5,17% secara tahunan pada kuartal II 2023.
Dirinya berharap bahwa Indonesia bisa terus mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil dengan menjaga stabilitas makroekonomi, mendorong investasi dan ekspor, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Editor : Fuart