JAKARTA | ARTIK.ID - Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin saat pengarahan hari Senin (03/07/2023) mengatakan, dalam 3 hari terakhir, polisi Prancis telah menahan 3.200 orang selama kerusuhan yang melanda negara itu, setelah seorang petugas polisi membunuh (menembak) seorang anak imigran muslim berusia 17 tahun di Nanterre.
"Penegakan hukum sangat aktif. Sebanyak 3.200 orang telah ditahan dalam tiga hari, angka yang belum pernah terjadi sebelumnya," katanya, mencatat bahwa usia rata-rata para tahanan adalah 17 tahun.
“Dari 3.200 orang ini, 60% tidak pernah bermasalah dengan hukum sebelumnya,” tegas Gerald.
Gerald menambahkan bahwa perlu untuk menjaga jalur komunikasi yang terbuka dengan lingkungan sekaligus bersikap keras terhadap para preman.
"Kita seharusnya tidak mencari penjelasan sosial untuk kerusuhan yang sebenarnya tidak ada," tutur Gerald.
Kerusuhan di Prancis dimulai pada 27 Juni, setelah seorang pengemudi berusia 17 tahun menolak untuk mematuhi perintah petugas lalu lintas. Polisi yang menembakkan senjata dinasnya ke remaja asal Aljazair itu.
"Polisi itu saat ini sudah ditahan," imbuh Gerald.
Dalam pertemuan di Istana Kepresidenan pada Minggu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pihak berwenang akan berpihak pada polisi dan gendarmerie.
Dia menuntut Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kehakiman mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memulihkan ketertiban umum di republik.
(diy)
Editor : Fudai