SURABAYA | ARTIK.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan semakin dekat dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Hal ini terlihat dari seringnya kedua tokoh itu bertemu dan berkomunikasi dalam berbagai kesempatan. Apa yang mendorong Jokowi untuk mendekati Prabowo? Apakah ada hubungannya dengan hubungan Jokowi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri?
Baca Juga: PLN Paparkan Strategi Transisi Energi untuk Capai Net Zero Emissions di IISF 2024
Menurut beberapa pengamat politik, ada beberapa faktor yang membuat Jokowi memilih untuk menjalin kerjasama dengan Prabowo.
Pertama, Jokowi ingin memperkuat dukungan politiknya di parlemen dan di masyarakat. Dengan menggandeng Prabowo, Jokowi dapat mengamankan mayoritas suara di DPR dan mengurangi potensi konflik dengan oposisi.
Selain itu, Jokowi juga dapat menarik simpati dari basis massa Prabowo yang cukup besar dan loyal.
Kedua, Jokowi ingin memanfaatkan pengalaman dan jaringan Prabowo di bidang pertahanan dan keamanan.
Prabowo merupakan mantan komandan Kopassus dan Panglima Kostrad yang memiliki hubungan baik dengan sejumlah tokoh militer dan intelijen.
Dengan melibatkan Prabowo dalam kabinetnya, Jokowi dapat meningkatkan kapasitas pemerintah dalam menghadapi berbagai ancaman dan tantangan di dalam dan luar negeri.
Ketiga, Jokowi ingin menunjukkan sikap inklusif dan rekonsiliatif kepada lawan politiknya. Dengan berdamai dengan Prabowo, Jokowi dapat meredam polarisasi politik yang terjadi sejak Pilpres 2014 dan 2019.
Jokowi juga dapat memberikan contoh kepada masyarakat bahwa perbedaan pandangan politik tidak harus berujung pada permusuhan dan kekerasan.
Keempat, Jokowi ingin mengurangi ketergantungan politiknya kepada Megawati dan PDIP. Meskipun PDIP merupakan partai pengusung utama Jokowi, namun hubungan antara keduanya tidak selalu harmonis.
Baca Juga: Pendeta Imbau Umat Kristiani di Papua Barat dan Papua untuk Tidak GOLPUT di Pemilu 2024
Beberapa kali Jokowi harus menuruti kehendak Megawati dalam mengambil keputusan penting, seperti pemilihan calon wakil presiden, menteri, hingga kepala daerah.
Dengan mendekati Prabowo, Jokowi dapat memiliki ruang gerak lebih leluasa dan tidak terjebak dalam bayang-bayang Megawati.
Dari faktor-faktor di atas, dapat disimpulkan bahwa Jokowi mendekati Prabowo karena kecewa kepada Megawati.
Jokowi merasa tidak dihargai dan diperlakukan sebagai boneka oleh Megawati. Jokowi juga merasa tidak mendapatkan dukungan penuh dari PDIP dalam menjalankan pemerintahan.
Oleh karena itu, Jokowi mencari mitra baru yang dapat memberikan kontribusi positif bagi pembangunan Indonesia.
Baca Juga: PLN Sukses Jaga Keandalan Listrik Selama Presiden Joko Widodo Ngantor di IKN
Dilansir dari tribun, Politisi PDIP yang dirahasiakan namanya menjelaskan bahwa saat ini Jokowi berpotensi bermanuver mendukung Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto di 2024 karena rasa kecewa kepada Megawati.
Diketahui sumber anonim itu berbicara kepada media asing The Straits Times mengenai intrik internal PDIP terkait isu 2024.
Sumber itu menyampaikan, kedongkolan Jokowi semakin meninggi setelah dua nama yang disodorkannya sebagai calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Ganjar ditanggapi dingin oleh Megawati.
"Kedua calon kuat cawapres itu adalah Menteri Pariwisata Sandiaga Uno dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir," kata sumber itu.
(diy)
Editor : Fuart