iklan1
iklan1

Dipandu RLD Surabaya, Indosat dan Pemkot Pasuruan Dorong UMKM Naik Kelas Lewat Pelatihan AI

avatar Fudai
  • URL berhasil dicopy
Foto © Ali Masduki
Foto © Ali Masduki

PASURUAN - Suasana Gedung PLUT-KUMKM Kota Pasuruan tampak lebih semarak pada Senin (29/12/2025). Senyum optimistis para pelaku usaha mikro memenuhi ruangan saat mereka mengikuti pelatihan yang dirancang untuk memperkuat daya saing di era digital.

Melalui program Indosat Empowering UMKM, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Pasuruan mendorong pelaku usaha mikro agar mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan memanfaatkan peluang pasar digital secara optimal.

Program ini menyasar langsung tantangan utama UMKM, terutama keterbatasan pengetahuan dalam pemasaran daring. Peserta dibekali keterampilan praktis, mulai dari strategi optimasi mesin pencari (SEO), pengelolaan media sosial, hingga pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk menciptakan konten promosi yang menarik dan profesional.

EVP Head of Circle Java Indosat Ooredoo Hutchison, Fahd Yudhanegoro, menegaskan bahwa penguasaan platform digital saat ini menjadi kebutuhan mendasar bagi pelaku usaha yang ingin memperluas jangkauan pasar.

“Kota Pasuruan memiliki potensi besar. Melalui pelatihan yang aplikatif serta dukungan jaringan yang andal, kami ingin UMKM di sini naik kelas dan berkontribusi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi daerah,” ujar Fahd.

Pelatihan yang dipandu Rumah Literasi Digital (RLD) ini menghadirkan sejumlah praktisi digital. Fatcur Rahman membuka sesi dengan materi pembangunan jejak digital dan penguatan identitas merek. Selanjutnya, Ali Masduki mengajak peserta memanfaatkan teknologi AI untuk mengedit foto produk agar tampil lebih profesional.

Materi pengelolaan konten video juga menjadi sorotan. Isnan Effendi memaparkan strategi memahami algoritma TikTok, sementara Naufal Ammar Imaduddin berbagi teknik pembuatan video promosi yang mampu menarik perhatian konsumen. Pelatihan dilengkapi dengan pembahasan SEO oleh Andika Ismawan agar akun media sosial UMKM lebih mudah ditemukan calon pembeli.

Kepala Bidang Usaha Mikro Kota Pasuruan, Yudha Andri Asmara, menilai kolaborasi ini sebagai solusi atas kendala pemasaran yang kerap dihadapi pelaku usaha kecil.

“Selama ini pemerintah telah memfasilitasi pemasaran melalui gerai fisik di ritel modern. Namun, pasar digital masih menjadi tantangan. Kolaborasi ini membuka akses jejaring digital agar UMKM dapat berkembang secara mandiri dan berkelanjutan, sejalan dengan visi Wali Kota,” jelas Yudha.

Untuk mendukung praktik langsung, peserta juga mencoba layanan internet HiFi Air 75GB dari Indosat. Konektivitas berkecepatan tinggi tersebut menjadi penopang utama dalam pengelolaan toko daring hingga pelaksanaan siaran langsung penjualan tanpa hambatan teknis.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, Jawa Timur menyumbang sekitar 25 persen terhadap perekonomian Pulau Jawa. Dengan lebih dari 4,6 juta UMKM yang mulai bertransformasi ke ranah digital, inisiatif di Kota Pasuruan ini dinilai menjadi bagian dari upaya memperkuat ekonomi inklusif berbasis teknologi.

Pemanfaatan AI dan SEO diharapkan mampu memangkas jarak antara produsen lokal dan pasar yang lebih luas, bahkan global. Indosat dan Pemerintah Kota Pasuruan sepakat bahwa UMKM yang tangguh adalah mereka yang mampu beradaptasi dengan perkembangan algoritma digital tanpa meninggalkan karakter produk lokal.

Manfaat pelatihan ini dirasakan langsung oleh para peserta. Anita Purnamawati, pelaku usaha kuliner nasi box dan tumpeng, mengaku mendapatkan wawasan baru meski sebelumnya belum pernah menggunakan media sosial untuk berjualan.

“Awalnya saya sama sekali tidak punya Instagram. Sekarang jadi paham cara menggunakannya,” ujar Anita. Ia mengaku kini lebih percaya diri mengedit video promosi menggunakan CapCut dan TikTok, serta berharap program serupa terus berlanjut agar semakin banyak pelaku usaha, khususnya ibu-ibu, yang terbantu meningkatkan pendapatan.

Hal senada disampaikan Juariyah, pengusaha telur asin. Ia merasakan manfaat besar terutama dalam teknik pengambilan foto dan pembuatan video produk yang siap diunggah ke media sosial.

Meski demikian, Juariyah berharap durasi pelatihan dapat diperpanjang ke depannya. “Materinya sangat bermanfaat, tapi waktunya terasa singkat. Akan lebih maksimal jika pelatihan dilakukan dua hari penuh,” tutupnya.

 

Editor :