SURABAYA – Peringatan Hari Bung Karno di Kota Surabaya tahun ini berlangsung dengan nuansa yang lebih mendalam. Tak hanya menjadi ajang untuk mengenang jasa Proklamator RI, momen ini juga ditandai dengan peluncuran buku autobiografi tokoh muda pesisir, anggota DPRD kota Surabaya Abdul Ghoni Mukhlas Ni’am atau yang dikenal sebagai Cak Ghoni.
Buku berjudul "Perjuangan Anak Pesisir" ini resmi diluncurkan di Gedung Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya pada Jumat (27/06).
Baca Juga: Abdul Ghoni Khutbah Sholat Idul Adha, Maknai Pengorbanan Tanpa Pamrih
Dalam buku tersebut, Cak Ghoni membagikan kisah hidupnya sebagai pemuda dari kampung nelayan yang tumbuh dalam keterbatasan, namun tak surut untuk berjuang demi pendidikan, kesetaraan, dan pemberdayaan masyarakat kecil.
Acara peluncuran turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, seperti Bambang DH (Ketua Dewan Pembina YPTA Surabaya), Daniel Rohi (Wakil Ketua DPD PDIP Jawa Timur), Prof. Dr. Achmad Muhibbin Zuhri M.Ag (Guru Besar UINSA), serta perwakilan dari berbagai organisasi kepemudaan seperti GMNI, PMII, IMM, dan HMI.
“Saya sangat mengapresiasi inisiatif Cak Ghoni. Jarang ada anak muda yang mau menulis kisah perjuangannya, apalagi diluncurkan bertepatan dengan Bulan Bung Karno dan Tahun Baru Islam. Ini langkah yang berani dan patut diapresiasi,” ungkap Bambang DH dalam sambutannya.
Baca Juga: Cak Ghoni Sebut Pemkot Surabaya Wujudkan Pendidikan Inklusif Lewat Beasiswa Pemuda Tangguh
Perjuangan Anak Pesisir hadir sebagai refleksi sosial dari perjalanan hidup seorang anak muda yang akrab dengan realitas kemiskinan dan kesenjangan pendidikan. Lewat kisah ini, Cak Ghoni berharap bisa membangkitkan semangat pemuda lain agar tak takut bermimpi besar.

“Semangat Bung Karno adalah semangat keberpihakan pada wong cilik. Saya berusaha meneladani nilai itu dalam langkah-langkah sederhana saya,” ujar politisi muda dari PDI Perjuangan Surabaya tersebut.
Sebagai bagian dari peringatan Hari Bung Karno, malam harinya juga digelar doa bersama yang didedikasikan untuk kesehatan dan keselamatan Presiden ke-5 RI, Ibu Megawati Soekarnoputri. Doa tersebut diikuti dengan penuh kekhusyukan oleh 78 anak yatim, sebagai simbol angka kelahiran Ibu Megawati.
Baca Juga: Sidak ke Sekolah, Abdul Ghoni Tekankan Pentingnya Pendidikan Karakter Cegah Perundungan
Suasana hangat dan haru menyelimuti kegiatan spiritual tersebut, yang juga menjadi pengingat akan nilai-nilai perjuangan dan keteladanan keluarga Bung Karno.
“Ini adalah bentuk rasa hormat kami terhadap warisan perjuangan Bung Karno. Doa ini menjadi pengikat batin kami dengan nilai-nilai keadilan sosial yang terus diperjuangkan oleh keluarga besar beliau,” ujar alumni UINSA itu.
Peringatan Hari Bung Karno tahun ini di Surabaya tak hanya menjadi ritual mengenang sejarah, melainkan juga momentum lahirnya semangat juang baru di kalangan generasi muda, seperti yang ditunjukkan oleh sosok Cak Ghoni. (Rda)
Editor : rudi