Calon Ketua IKA PMII Jawa Timur Tak Boleh Elitis, Itu Kata Sekretaris Wilayah DPD Perindo

avatar Artik
Sekretaris Wilayah DPD Perindo Jatim Muhammad Badaruddin
Sekretaris Wilayah DPD Perindo Jatim Muhammad Badaruddin

SURABAYA | ARTIK.ID - Calon Ketua Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Jawa Timur pada Musyawarah Wilayah (Muswil) 9-10 Januari 2022 diharapkan punya plaining dua arah. 

Begitu disampaikan Sekretaris Wilayah DPD Perindo Jatim Muhammad Badaruddin. Ia memaparkan plaining dua arah yang dimaksud adalah ke atas dan ke bawah. 

Baca Juga: Bupati Ipuk Ajak PMII Banyuwangi Berperan Aktif Menangkal Disrupsi Informasi di Era Digital

Ke atas sebut Alumni PMII Perjuangan Dr. Soetomo tersebut, cara mainnya kerap elitis dengan membangun jaringan ke atas saja sedangkan link akses informasi ke kalangan PMII di bawah itu tidak mendapatkan akses.

"Akses alumni ke bawah itu enggak ada," kata mantan Pengurus Cabang PMII Surabaya ini, Selasa (4/1/2022). 

Kendati begitu, ia sangat mendukung Ketua IKA PMII Jatim menjalin komunikasi inten dengan para elit, sebab hal itu sangat penting untuk membuka informasi. Namun informasi itu jangan dinikmati sendiri oleh kalangan pengurus. 

Baca Juga: PMII Unitomo Gelar PKD Bertajuk Fortis Fortuna Adiuvat di MWCNU Porong Sidoarjo

"Harus dibuka juga ke alumni yang ada dibawah untuk membuka akses informasi sehingga kesempatan ini dimiliki oleh semua keluarga alumni PMII," imbuh Badaruddin. 

Bagi dia, munculnya nama calon yang digadang menahkodai IKA PMII Jatim tiada masalah, seperti Thoriqul Haq dan Badrut Tamam dan juga kader kader lainnya. Namun dia menggaris bawahi tentunya Khofifah Indar Parawansa dinilai layak juga mimpin ika PMII Jatim ke depan. 

"Bagitupula dengan kader partai yang lain, yang berlatar PMII iya tidak apa apa silahkan ini kan sistem demokratis," ucap dia.

Baca Juga: Ainul Makin Aminullah, Sudah Gemar Membaca Sejak di Bangku Madrasah

Di samping itu, dia menyarankan calon IKA PMII Jatim yang dipilih betul betul orang yang sanggup berkorban jiwa raga untuk membesarkan organisasi, tidak hanya sekedar gagah-gagahan, tapi akses informasi dibuka untuk kalangan alumni di bawah. 

"Jadi, jangan hanya untuk kalangan elit saja," tandas nya. (lin) 

Editor : Fudai