SURABAYA - Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Sri Wahyuni mendorong Pemerintah Provinsi untuk memaksimalkan penggunaan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) dalam mempercepat penanganan musibah runtuhnya bangunan masjid di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
Menurutnya, dana BTT dapat difokuskan pada sejumlah aspek penting, mulai dari proses evakuasi, pelayanan medis, pemulihan lokasi, hingga pemberian santunan bagi keluarga korban.
Baca Juga: Lewat LPPD, Pemprov Jatim Luncurkan Beasiswa Untuk Perkuat SDM Pesantren Menuju Generasi Emas 2045
“Kami sepenuhnya mendukung langkah pemerintah provinsi dalam mengoptimalkan belanja tidak terduga agar evakuasi, penanganan medis, pemulihan area, serta pemberian santunan bagi keluarga korban dapat terlaksana cepat, tepat, dan tetap menjunjung sisi kemanusiaan,” ujarnya usai meninjau lokasi bersama Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, Jumat (3/10).
Politisi Fraksi Partai Demokrat itu juga menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang.
Baca Juga: Jawa Timur Gerbang Baru Nusantara, Apa Potensi dan Tantangannya?
“Evaluasi harus mencakup aspek perizinan pendirian, konstruksi bangunan yang wajib sesuai standar keselamatan, prosedur darurat, hingga pengawasan lingkungan di pondok pesantren,” jelasnya.
Sri Wahyuni menegaskan bahwa peristiwa ini harus menjadi pelajaran berharga dalam upaya melindungi keselamatan dan keamanan para santri di Jawa Timur. Selain itu, ia juga menyampaikan rasa duka cita mendalam kepada keluarga korban.
Baca Juga: Anggota DPRD Jatim Resmi Dilantik, Calon Gubernur Khofifah Indar Parawansa Beri Selamat
“Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Semoga para korban yang berpulang mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT, sementara keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan kesabaran. Untuk para santri yang masih dalam perawatan, semoga segera diberi kesembuhan,” pungkasnya. (red)
Editor : Fudai