Dari Tempat Sampah Menjadi Eco-Tourism, Kisah Transformasi Tukad Bindu Denpasar

JAKARTA | ARTIK.ID - Tahukah kamu, di tengah Kota Denpasar ada satu lokasi wisata konservasi bernama Tukad Bindu. Dalam bahasa Bali, kata “tukad” berarti sungai. Secara morfologi, Tukad Bindu adalah anak sungai Ayung yang menjadi sungai terpanjang di Pulau Bali dan berhulu di Danau Bratan, Kintamani.

Pada tahun 1924, Tukad Bindu menjadi salah satu sungai irigasi yang dibangun dan dikelola oleh Belanda. Seiring waktu berjalan, Tukad Bindu menjadi tempat sampah raksasa masyarakat yang mulai bermukim di sepanjang bantaran.

Baca Juga: Perguruan Pencak Silat Kertha Wisesa Wilayah Bali Gelar Musda Langkah Menuju Masa Depan Berprestasi

Air yang mengalir tercemar dengan berbagai ragam sampah rumah tangga, bangkai binatang hingga limbah pembuangan air dari permukiman yang kian menjamur di wilayah itu.

Tukad Bindu juga dipenuhi oleh semak-semak yang lebat dan jauh dari kata indah. Kondisi itu turut diperparah dengan mitos yang beredar bahwa sungai adalah tempat makhluk halus, sehingga masyarakat enggan peduli dengan sungai itu sendiri.

Pada tahun 2010, I Gusti Rai Ari Temaja atau Gung Nik, mengajak para pemuda peduli lingkungan yang tergabung dalam komunitas Giat Lestarikan Alam Selamatkan Lingkungan Hidup (Gila Selingkuh) untuk bergerak membersihkan Tukad Bindu secara swadaya.

Baca Juga: Ngerombo Bhakti Sosial ke 42 Gotong Royong untuk Bali yang Lebih Baik

Hingga saat ini, Tukad Bindu terus berbenah menjadi eco-tourism yang semakin lebih baik. Sungai sepanjang kurang lebih 1,8 kilometer yang dulunya kritis kini memiliki fasilitas umum seperti jogging track, camping ground, outbond, tempat gym dan olahraga, ruang meditasi, balai dan panggung budaya, gazebo, kuliner, spot foto, wahana air, pemancingan dan semua itu gratis bagi setiap warga yang ingin berkunjung.

Keberhasilan pengelolaan Tukad Bindu juga memantik perhatian organisasi besar dunia lainnya. Pada tahun 2018, Presiden World Bank mengunjungi Tukad Bindu. Pada tahun yang sama, sebanyak 68 delegasi negara IMF juga diajak untuk melihat dan merasakan nuansa Tukad Bindu.

Baca Juga: Seminar Hukum oleh LPK Bali Vokasi Utama: Audit Perjanjian Kredit dan Judicial Review

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam unggahan di akun medsos BNPB, Selasa (2/7), nampak sedang mengunjungi Tukad Bindu untuk belajar dan memberikan dukungan moril dan materil untuk keberlangsungan dan keberlanjutan Tukad Bindu sebagai contoh keseimbangan antara alam, manusia dan Sang Penciptanya.

 

Editor : Fudai