Pembinaan Atlet Es Skating Jatim Dimulai, FISI Incar PON XXI dan SEA Games

SURABAYA | ARTIK.ID - Menjelang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 di Aceh dan Sumatra Utara, Pengprov Federasi Ice Skating Indonesia (FISI) Jawa Timur terus berupaya mempromosikan olahraga es skating yang tergolong baru di Indonesia.

Ketua Pengprov FISI Jatim, AH Thony, menyatakan optimis bahwa olahraga ini akan menjadi cabang olahraga berprestasi di tingkat nasional maupun internasional.

“Kita sedang membidik potensi-potensi dari Surabaya dan Jawa Timur, terkait dengan Plan dalam waktu dekat kita akan ikut di dalam eksibisi PON ke-21 di Medan,” katanya saat ditemui di sela-sela kegiatan pendampingan atlet di arena ice skating Embong Malang Surabaya, Minggu (30/6/2024)

Meski es skating belum bisa dipertandingkan secara resmi di PON, namun Thony menegaskan bahwa cabor ini akan tetap dipertandingkan sebagai eksibisi bersama cabor-cabor lainnya seperti padel, teqball, floorball, pickleball, mix martial art, bola tangan pantai, dan panahan berkuda.

“Pengprov FISI Jatim akan tetap serius mempersiapkan atlet-atlet ice skating Jatim sebaik mungkin, sekaligus untuk mempersiapkan ajang ASEAN Winter Games dan SEA Games 2025,” tambahnya.

Thony, yang juga Wakil Ketua DPRD Surabaya, menjelaskan bahwa saat ini Pengprov FISI Jatim memiliki dua atlet potensial, yaitu Fiorenza Syne Sachi (15 tahun) dan Angelo Collin Neda (17 tahun). Fiorenza sudah berkompetisi di kejuaraan Asia dengan disiplin ice dancing, sedangkan Angelo berhasil meraih juara di Kejurnas dengan cabang speed skating.

“Potensi-potensi yang saat ini muncul ini juga tidak terduga, terutama setelah pembukaan ring es skating yang pertama di Surabaya sekitar setahun yang lalu. Dalam beberapa bulan terakhir, sudah terlihat bakat-bakat muda yang muncul dan berpotensi besar untuk dibina,” jelas Thony.

Meski es skating bukan bagian dari budaya asli Indonesia yang beriklim tropis, Thony yakin bahwa Surabaya dan Jawa Timur bisa menjadi pionir dalam ajang internasional dengan memanfaatkan potensi yang ada.

“Kita sadar bahwa skating ini bukan budaya dari kita karena kan kita sebagai negara tropis yang tidak memiliki musim dingin. Tetapi yang menjadi tantangan kita adalah bagaimana kota kita bisa ikut mewarnai di ajang internasional,” katanya.

Dalam upaya mempersiapkan atlet-atlet muda yang bisa berkompetisi di ajang-ajang besar mendatang, Thony menambahkan bahwa Pengprov FISI Jatim akan melakukan seleksi-seleksi dan pembinaan bibit-bibit potensial.

“Nanti kita lakukan sebuah seleksi-seleksi kemudian bibit-bibit itu akan sudah mulai kita persiapkan sehingga nanti kita untuk membawa Surabaya dan Jawa Timur untuk mewakili dalam PON nanti sudah bisa tercapai,” jelasnya.

Persiapan ini juga mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat yang turut memberikan fasilitas. Selain itu, ada rencana untuk menghadirkan fasilitas serupa di beberapa daerah lain di Jawa Timur seperti Lamongan, Bojonegoro, Madiun, dan Malang.

“Kita senang dengan masyarakat yang ikut berjuang untuk menghadirkan ring skating di Surabaya ini. Kita manfaatkan betul bahkan ada di beberapa daerah lain nanti. Harapan kita beliau-beliau itu bisa memfasilitasi supaya bertumbuh tidak hanya dari Surabaya,” tambah Thony.

Alumni Fisip UGM'94 ini juga menyampaikan pesan khusus untuk generasi muda, bahwa belajar es skating tidak hanya mengajarkan keterampilan fisik, tetapi juga dapat meningkatkan fokus dan memberikan ruang untuk berprestasi.

"Dari belajar es skating ini ternyata juga mengajarkan anak menjadi lebih fokus. Ini menjadi sebuah treatment psikologi bagi anak yang masih ada kesulitan untuk berfokus," katanya.

Di sisi lain, jalur prestasi melalui es skating juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengembangkan bakatnya. Dalam waktu dekat, koordinasi dengan KONI Jawa Timur, Gubernur, kepala-kepala daerah, dan perguruan tinggi seperti Unesa akan dilakukan untuk menjaring dan mengembangkan atlet-atlet potensial.

"Kita mencoba untuk melakukan koordinasi dengan ketua KONI Jawa Timur, Gubernur, dan kepala-kepala daerah. Kemudian yang tidak kalah penting mungkin Unesa atau perguruan tinggi yang konsen di bidang olahraga, kita akan coba untuk berdiskusi dengan para ahli yang ada di sana untuk mengembangkan atau menjaring atlet yang sesuai," pungkasnya. (*)

Editor : Fudai