PASURUAN | ARTIK.ID - Dalam sepekan terakhir, banjir telah melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Pasuruan. Ketinggian air mencapai 1,75 meter. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, 11 desa di 3 kecamatan terdampak banjir.
Di Kecamatan Winongan, desa-desa yang terendam banjir adalah Prodo, Bandaran, Lebak, Sruwi, Winongan Lor, dan Winongan Kidul. Banjir di wilayah ini sudah berangsur-angsur surut dengan ketinggian rata-rata 30-40 sentimeter.
Baca juga: Desa Cendono Pasuruan Gelar Cendono Carnival 2024 dengan Tema Pelestarian Budaya
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi mengatakan, di Kecamatan Grati, desa terparah adalah Desa Kedawung Kulon dengan ketinggian air mencapai 175 sentimeter.
"Data kami saat ini paling parah itu Dusun Kebrukan, Grati dan Toyaning, Rejoso," ujar Sugeng.
Di Kecamatan Rejoso, banjir masih menggenangi Desa Arjosari, Toyaning, Patuguran, dan Jarangan. Ketinggian air berkisar antara 50-100 sentimeter.
Sedangkaan masyarakat di RT.03 RW.03 Dusun Menyarik Krajan, Desa Menyarik, Kecamatan Winongan mulai bergotong royong membersihkan rumah mereka dari sisa banjir. Mereka berharap hujan tak lagi turun dan banjir tak terulang kembali.
Baca juga: Desa Cendono Pasuruan Gelar Cendono Carnival 2024 dengan Tema Pelestarian Budaya
Dalam siaran pers, Senin (11/3/2024), Sugeng Hariyadi, menuturkan, kerja bakti ini diinisiasi sebagai respons cepat terhadap dampak banjir yang mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur dan rumah-rumah warga.
Pemerintah Kabupaten Pasuruan membantu warga membersihkan desa dari sisa-sisa banjir. Bantuan logistik dan peralatan seperti sorokan dan alat berat juga disediakan.
Imam Suyuti (27), warga sekitar berharap banjir tidak lagi melanda desa mereka. Warga ingin menjalankan ibadah puasa dengan tenang tanpa memikirkan ancaman banjir.
Baca juga: Desa Cendono Pasuruan Gelar Cendono Carnival 2024 dengan Tema Pelestarian Budaya
Warga bahu membahu memasang sandbag di sepanjang bantaran sungai, karena tanggul di beberapa lokasi jebol.
"Supaya air tidak masuk ke rumah-rumah, maka kami pun bahu membahu membuat sandbag dan kami pasang di pinggiran tanggul yang jebol," ujar Imam.
(red)
Editor : Amar