Pada Sesi Pleno Forum Kerjasama Rusia-Arab, Rusia Minta PBB Tegas Soal Palestina

Russian Foreign Minister Sergey Lavrov © Alexander Shcherbak/TASS
Russian Foreign Minister Sergey Lavrov © Alexander Shcherbak/TASS

JAKARTA | ARTIK.ID - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada sesi pleno Forum Kerjasama Rusia-Arab, Rabu (20/12) mengatakan, Rusia memprioritaskan Jalur Gaza dalam untuk segera mengakhiri pertumpahan darah dan menyelesaikan masalah kemanusiaan di sana.

“Pertemuan kami berlangsung di tengah memburuknya situasi di Timur Tengah dan gejolak yang terus berlanjut di dunia. Sifat tantangan dan ancaman yang muncul yang rumit dan kompleks memerlukan pendekatan kolektif untuk mengatasi tugas memperkuat perdamaian dan keamanan di kawasan. Serta memastikan pembangunan berkelanjutan semakin relevan,” kata Lavrov.

Baca Juga: Israel Kembali Menyerang Rumah-rumah Warga Sipil di Gaza, 12 Anak-anak Tewas

Setelah serangan hamas tanggal 7 Oktober, situasi menjadi semakin rumit dan semakin memburuk di zona konfrontasi Palestina-Israel.

Kali ini, kekerasan yang dilskukan Israel, yang kita saksikan setiap hari telah mencapai skala yang belum pernah terjadi sebelumnya dan benar-benar bencana.

Korban tewas dan terluka berjumlah puluhan ribu. Kebanyakan dari mereka adalah warga sipil di Jalur Gaza, terutama anak-anak dan perempuan.

Baca Juga: Badan Bantuan UNRWA Kehilangan 142 Personel Sejak Serangan Israel ke Jalur Gaza

“Penderitaan penduduk daerah kantong ini diperburuk oleh dampak blokade yang diberlakukan Israel. Kami melihat tugas utama kami adalah menghentikan pertumpahan darah dan memastikan kondisi untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang diperlukan bagi semua yang membutuhkan,” kata Lavrov.

Berbagai upaya Rusia bersama dengan para pendukungnya yang berpikiran sama untuk membujuk Dewan Keamanan PBB agar mengadopsi resolusi yang menuntut gencatan senjata yang langgeng mendapat tentangan.

Baca Juga: Pasok Komponen Drone Shahed, Perusahaan Indonesia, Surabaya Hobby CV Kena Sanksi AS

“Tantangan itu datang dari Amerika Serikat, yang mengambil sikap sepihak dan, seperti biasa, mencoba untuk mengambil alih proses apa pun,” pungkasnya.

(diy)

Editor : Fuart