Israel Tarik Pasukan dari Ramallah Usai Gempuran Skala Besar

JAKARTA - Tentara Israel menarik pasukannya dari Kota Ramallah, Tepi Barat, pada Selasa (26/8), setelah sebelumnya melancarkan operasi militer skala besar di pusat kota tersebut. Informasi ini disampaikan sejumlah sumber Palestina.

Pasukan keamanan Palestina menyebutkan, militer Israel menyerbu jantung Kota Ramallah dan merusak sejumlah toko serta gerai penukaran uang.

Baca Juga: Israel Kembali Menyerang Rumah-rumah Warga Sipil di Gaza, 12 Anak-anak Tewas

Sumber lokal juga melaporkan adanya penangkapan terhadap beberapa warga Palestina di Ramallah maupun al-Bireh.

Bulan Sabit Merah Palestina mencatat, sedikitnya 20 warga mengalami luka-luka akibat serangan itu.

Korban termasuk seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun yang tertembak di punggung, serta dua perempuan hamil yang mengalami gangguan pernapasan akibat gas air mata.

Rekaman video dan foto yang beredar di media sosial memperlihatkan kendaraan militer Israel masuk ke pusat Ramallah, melepaskan tembakan peluru tajam dan gas air mata.

Baca Juga: Badan Bantuan UNRWA Kehilangan 142 Personel Sejak Serangan Israel ke Jalur Gaza

Aksi tersebut menimbulkan kepanikan, terutama di kawasan komersial yang juga menjadi lokasi kantor-kantor resmi Palestina.

Setelah operasi berlangsung, pasukan Israel akhirnya ditarik mundur dari pusat kota.

Dalam pernyataan resminya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyebut bahwa operasi tersebut menargetkan gerai penukaran uang yang diduga menyalurkan dana kepada Hamas.

Baca Juga: Pasok Komponen Drone Shahed, Perusahaan Indonesia, Surabaya Hobby CV Kena Sanksi AS

IDF menegaskan, lima orang yang dianggap buronan berhasil ditangkap dan diserahkan ke aparat keamanan, sementara ratusan ribu shekel yang diyakini sebagai dana untuk aktivitas teror turut disita.

Menanggapi hal itu, Gubernur Ramallah dan al-Bireh, Laila Ghanem, mengecam keras operasi militer tersebut.

Ia menegaskan bahwa Israel tidak akan mampu mematahkan semangat rakyat Palestina hanya dengan penyerbuan dan penangkapan. (red)

Editor : Fudai