JAKARTA | ARTIK.ID - Proyek RDMP Balikpapan adalah salah satu proyek strategis nasional yang dilaksanakan oleh PT Pertamina (Persero) melalui anak perusahaannya PT Kilang Pertamina Internasional (KPI).
Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan kilang Balikpapan dari 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari, serta memproduksi bahan bakar minyak (BBM) dan petrokimia yang berkualitas tinggi dan ramah lingkungan sesuai standar Euro V.
Baca Juga: Eri Cahyadi: Pemkot Surabaya Bersama DPR RI Perjuangkan Hak Rakyat dari Sengketa Tanah Pertamina
Proyek ini juga akan meningkatkan fleksibilitas pengolahan minyak mentah, termasuk yang berbelerang tinggi, sehingga dapat menghemat biaya dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Proyek RDMP Balikpapan didukung oleh pendanaan senilai US$ 3,1 miliar atau sekitar Rp 46 triliun dari 4 lembaga kredit ekspor dan 22 kreditor komersial.
Proyek ini diharapkan dapat selesai pada tahun 2026 dan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional dan daerah, serta mendukung program pemerintah untuk mencapai emisi netral.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati mengungkapkan bahwa Proyek RDMP Balikpapan akan menjadi kilang modern ramah lingkungan karena dapat menurunkan emisi karbon dari efisiensi energi operasi serta produk yang akan dihasilkannya.
Baca Juga: Dirut Pertamina Patra Niaga Bersama Dirjen Migas, Tinjau Langsung SPBU di Jawa Timur
“Kilang Balikpapan nantinya bisa memproses hampir semua jenis crude, daya proses lebih canggih, sehingga bisa mencari crude lebih efisien dan murah, karena bisa untuk crude sulfur tinggi. Kualitas produk yang kita hasilkan meningkat dari euro 2 ke euro 5,” kata Nicke dalam siaran pers, dikutip Senin (26/6).
Menurut Nicke upaya Pertamina untuk menuntaskan RDMP Balikpapan tak terhalang oleh Pandemi Covid-19 yang telah mewabah sejak 2020. Proses pengerjaan kilang terus berjalan dan hingga saat ini telah mencapai kemajuan 74% dengan tetap mengedepankan keamanan dan keselamatan.
Dia menyebutkan bahwa pembangunan kilang Balikpapan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi karena pengerjaan proyek ini berdampingan dengan kilang existing yang masih beroperasi.
Baca Juga: Tersangka Dugaan Korupsi Pengadaan LNG Sebut Dirinya Tidak Terlibat
“Ini ibarat seperti membuat gerbong baru, saat kereta yang sama sedang berlari kencang dan kemudian gerbong baru ini nanti digabungkan dengan gerbong yang sudah ada, itulah tantangannya dan kita bisa mengerjakannya,” pungkas Nicke.
(diy)
Editor : Fuart