JAKARTA | ARTIK.ID - Pertamina, perusahaan minyak dan gas nasional Indonesia, telah mendapatkan hak untuk mengelola blok migas di Aljazair. Blok tersebut berada di wilayah gurun Sahara dan memiliki potensi produksi sekitar 10 ribu barel per hari.
Pertamina akan bekerja sama dengan perusahaan migas Aljazair, Sonatrach, untuk melakukan eksplorasi dan pengembangan blok tersebut.
Baca Juga: Ali Baham dan Pertamina Patra Niaga Bertemu Membahas Satu Harga BBM di Papua Barat
Diharapkan blok tersebut dapat meningkatkan kapasitas produksi dan cadangan migas di luar. Proyek ini juga merupakan bagian dari strategi Pertamina untuk memperluas pasar dan jaringan bisnis di Afrika Utara dan Timur Tengah.
Dalam kontrak yang ditandatangani di Algiers pada Kamis 15 Juni lalu, Pemerintah Aljazair mempercayakan pengelolaan blok migas tersebut kepada Pertamina hingga 35 tahun ke depan.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, blok migas di Aljazair menjadi salah satu andalan penyumbang produksi migas dari luar negeri bagi perseroan.
Baca Juga: Tersangka Dugaan Korupsi Pengadaan LNG Sebut Dirinya Tidak Terlibat
"Akuisisi blok migas di luar negeri dengan konsep 'ring the barrel home' adalah langkah strategis Pertamina untuk menjaga ketahanan energi nasional," ujar Nicke, Senin (19/06/2023).
Blok ini memiliki kapasitas minyak sebesar 35 ribu barrel of oil per day (BOPD) dan cadangan lebih dari 100 juta barel setara minyak.
Selain itu, Pertamina juga berencana untuk membangun pabrik LPG dengan kapasitas satu juta metrik ton per tahun di Aljazair, yang produknya akan dibawa ke Indonesia untuk mengurangi impor LPG.
Baca Juga: Surabaya Jadi Tuan Rumah GIIAS 2023, 5 Hari di Grand City Convex
Blok migas Aljazair juga menawarkan peluang pengembangan energi terbarukan, khususnya solar PV yang akan dimanfaatkan menjadi green electricity supply untuk operasional blok migas. Ini merupakan bentuk komitmen Pertamina dalam menurunkan karbon emisi sejalan dengan penerapan ESG.
(diy)
Editor : Fuart