Rusia Buka Rahasia, Kegagalan Negosiasi Istanbul Karena Intimidasi AS ke Ukraina

avatar Artik
Russian Security Council Secretary Nikolay Patrushev
Russian Security Council Secretary Nikolay Patrushev

JAKARTA | ARTIK.ID - Kepemimpinan Ukraina siap untuk menyelesaikan konflik dengan Rusia, namun mereka tak bedaya atas tekanan AS. Hal itu disampaikan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolay Patrushev pada hari Kamis (09/06/2023)

"Jika bukan karena tekanan AS terhadap Ukraina mungkin konflik ini sudah selesai, situasi rumit ini tidak akan terjadi jika tak ada AS, Bahkan para pemimpin Ukraina sendiri siap untuk menandatangani perjanjian damai dan memberikan proposal tertulis kepada," kata Patrushev, merujuk pada negosiasi antara delegasi Rusia dan Ukraina di Turki pada Maret tahun lalu.

Baca Juga: Drone Ukraina Hantam Gardu Listrik di Wilayah Kursk, Rusia Barat

Namun, seperti yang selanjutnya Patrushev katakan, "di pagi hari delegasi Ukraina memberikan proposal kepada kami selama negosiasi, dan di malam hari mereka berkata 'Tidak', kami menyerah." Mereka menyerah atas tekanan AS.

“Ini terjadi hanya karena Amerika Serikat menekan mereka dan mengatakan bahwa tidak ada negosiasi yang harus dilakukan,” tegas sekretaris Dewan Keamanan Rusia.

Seperti yang ditunjukkan Patrushev, "ada pihak yang berkepentingan dalam konflik ini", pertama dan terutama, Amerika Serikat dan Inggris Raya.

Dokumen Istanbul

Baca Juga: Serangan Ukraina Nihil, Rusia Antisipasi Tindakan Brutal Kiev Jelang KTT NATO

Negosiasi Rusia-Ukraina pertama setelah Rusia meluncurkan operasi militer khususnya di Ukraina berlangsung di Belarusia pada awal Maret 2022, tetapi pembicaraan tersebut tidak membuahkan hasil yang nyata.

Putaran berikutnya negosiasi baru berlangsung di Istanbul pada 29 Maret 2022, setelah itu Kepala Delegasi Rusia, Pembantu Presiden Vladimir Medinsky mengumumkan bahwa Moskow untuk pertama kalinya telah menerima prinsip-prinsip Kiev tentang kemungkinan kesepakatan di masa depan dalam mengetahui, menetapkan, khususnya, kesepakatan Ukraina. netral, komitmen status non-blok dan penolakannya untuk mengerahkan pasukan dan persenjataan asing, termasuk senjata nuklir, di wilayahnya.

Rusia menarik pasukannya dari daerah Kiev dan Chernigov. Namun, negosiasi penyelesaian damai benar-benar dibekukan setelah itu dan, seperti yang dikatakan Presiden Rusia Vladimir Putin, Kiev menyerahkan kesepakatan yang dicapai di Istanbul.

Baca Juga: Karena Dipingit, PKB Larang Cak Imin Bertemu Prabowo Hingga Pilpres 2024

Pada Oktober tahun lalu, Presiden Ukraina Vladimir Zelensky memberlakukan keputusan Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional negara itu untuk melarang pembicaraan apa pun dengan Putin.

(diy)

Editor : Fuart