Hujan Sepanjang Malam, Wanareja, Cilacap Diterjang Banjir dan Longsor

avatar Artik

JAKARTA | ARTIK.ID - Hujan intensitas tinggi dengan durasi yang cukup lama sejak Selasa (9/8) malam hingga Rabu (10/8) pagi, menyebabkan terjadinya banjir dan tanah longsor di sejumlah titik di wilayah Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap mencatat sedikitnya ada lima desa yang mengalami kejadian banjir dan longsor.

Baca Juga: Banjir Rendam 1.547 Rumah di Dua Kecamatan Gorontalo, 350 Jiwa Mengungsi

Dilansir dari laman BNPB, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Ph.D mengatakan, lima desa tersebut yakni Desa Adimulya dengan kejadian tanah longsor milik Perhutani hingga menutup ruas jalan kabupaten, yang menjadi jalur alternatif antara Adimulya dan Malabar, tepatnya di tanjakan Geger Kondang.

Hasil asesmen didapatkan panjang longsoran mencapai 10 meter, lebar 10 meter, kemiringan 20 meter dan ketebalan material longsor 2,5 meter. Akibat longsoran itu, jalur tersebut sementara hanya dapat dilalui kendaraan roda dua saja, sehingga menghambat mobilitas warga.

Lokasi yang kedua adalah Desa Malabar dengan kejadian tanggul sungai Cikijing yang jebol dengan volume panjang 20 meter, lebar 5 meter dan tinggi 5 meter. Akibat kejadian itu, air sungai kemudian meluap dan menggenangi area persawahan seluas 20 hektar dengan tinggi muka air (TMA) hingga 1,5 meter, sehingga tanaman jenis padi terancam mengalami puso.

Masih di desa yang sama, tanah longsor juga terjadi dan menimpa bagian dapur rumah milik warga bernama Sartono dengan volume panjang 20 meter, lebar 2 meter dan tinggi 3 meter. Beruntung tidak ada korban atas peristiwa itu, namun menimbulkan kerugian.

Berikutnya, tanah lereng kebun longsor di Desa Majingklak. Volume longsoran itu tercatat sepanjang 100 meter, lebar 30 meter dan kemiringan 70 derajat. Material longsoran itu menimbun areal persawahan padi siap panen milik warga bernama Karjono.

Di wilayah Desa Majingklak juga terdapat kejadian tanggul irigasi Mungkal Meong yang jebol sepanjang 2 meter dan tebing yang longsor dengan panjang 25 meter, tinggi 27 meter dan lebar 10 meter.

"Longsoran itu menimbun areal persawahan yang sudah panen dan mengancam rumah milik seorang warga," ujar Abdul Muhari.

Laporan yang lain adalah jebolnya tiga titik tanggul Sungai Ciupas di Desa Madura, setelah kehilangan kemampuan untuk menampung debit air, sehingga areal persawahan terendam banjir.

Baca Juga: Banjir Melanda Tanggungharjo dan Penawangan, 250 Lebih Rumah Terendam

Selanjutnya, adalah kejadian banjir yang merendam 110 rumah dan areal persawahan di Desa Sidamulya. Banjir dengan TMA 50-60 sentimeter itu menghambat aktivitas warga dan mengancam petani mengalami gagal panen.

Sebagai langkah penanganan darurat bencana, BPBD Kabupaten Cilacap telah turun ke lokasi kejadian untuk kaji cepat, berkoordinasi dengan forkopimda setempat, termasuk stakeholder terkait seperti Dinas PU, Perhutani, Dinas Pertanian dan BBWS Citanduy untuk melakukan pembersiha material dan upaya lainnya.

Kondisi saat ini, banjir telah surut di beberapa titik dan areal persawahan, pembersihan material longsoran masih dalam proses, saluran irigasi yang tertimbun longsor sudah ditangani secara gotong-royong oleh warga dan jalan kabupaten Adimulya-Malabar baru dapat dilalui oleh kendaraan roda dua.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang telah mengeluarkan peringatan dini cuaca yang menyatakan bahwa hujan sedang hingga lebat masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Cilacap pada hari ini Kamis (11/8) hingga pukul 19.00 malam nanti.

Menyikapi hal itu, maka BNPB mengimbau kepada masyarakat dan pemangku kebijakan di daerah setempat agar tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi bencana yang dapat dipicu oleh faktor cuaca.

Baca Juga: Banjir Melanda Tanggungharjo dan Penawangan, 250 Lebih Rumah Terendam

Upaya seperti monitoring lereng perbukitan, susur sungai dan pembersihan aliran sungai dan kanal sera irigasi agar dilakukan secara berkala untuk memininalisir potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca dan kondisi tata ruang lingkungan.

Apabila terjadi hujan dalam durasi lebih dari satu jam, maka masyarakat yang tinggal di bantaran sungai atau di lereng gunung maupun tebing agar mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk sementara waktu.

Pastikan memperoleh perkembangan informasi terkait peringatan dini cuaca dari BMKG dan informasi mengenai penanggulangan bencana dari BNPB, BPBD, TNI, Polri dan lintas instansi lainnya.

(ara)

Editor : Fuart