SURABAYA - Anggota Komisi D DPRD Surabaya Abdul Malik mendukung penuh Program “Kamis Mlipis”, inisiatif khas Kota Surabaya yang mewajibkan penggunaan Bahasa Jawa setiap hari Kamis di lingkungan sekolah,
Kegiatan ini tak sekadar menjadi rutinitas mingguan, tetapi digagas sebagai bagian dari strategi revitalisasi budaya lokal.
Baca Juga: Abdul Malik Tinjau Puskesmas wonokusumo dorong Peningkatan layanan demi kesehatan warga
Berdasarkan Peraturan Wali Kota Surabaya No.17 Tahun 2025, Bahasa Jawa kini menjadi muatan lokal wajib dari jenjang TK hingga SMP tujuannya Melestarikan bahasa dan budaya jawa serta membentuk karakter siswa yang santun.
Yang menarik lagi implementasinya tak hanya menyentuh aspek bahasa, tapi juga dimensi visual dan karakter.
Malik mendorong pentingnya pemakaian seragam adat atau pakaian tradisional setiap hari Kamis sebagai bentuk konkret dari pelestarian budaya.
"Program ini mewajibkan anak-anak sekolah menggunakan bahasa daerah. Nah, agar lebih selaras, maka perlu ditunjang dengan seragam adat,” tuturnya pada Warta Artik.id Rabu (06/08).
Pendekatan yang menyatu antara bahasa dan busana akan memperkuat identitas budaya Jawa di tengah generasi muda Surabaya. Lebih dari sekadar simbol, pemakaian seragam adat diyakini mampu memperkaya pendidikan karakter melalui praktik budaya yang nyata di keseharian siswa.
Baca Juga: Imam Syafi'i menilai Tidak Ada Pelanggaran Etik Terkait Laporan Apartemen 88 Avenue
"Seragam adat bukan hanya sarana pelestarian budaya, tapi juga peluang bagi UMKM lokal penyedia busana tradisional untuk tumbuh dan berkembang, kebijakan ini sebagai bentuk keberpihakan terhadap sektor ekonomi kreatif lokal," ungkapnya.
"Selaras dengan Permendikbud Nomor 50 Tahun 2022 yang memperbolehkan penggunaan pakaian adat di sekolah sebagai bagian dari pendidikan karakter.
Artinya, langkah ini sejalan dengan kebijakan nasional dalam membentuk siswa yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berakar kuat pada budaya sendiri," tambahnya.
Baca Juga: Abdul Malik Turun Kejalan Tinjau Lokasi Pembangunan Sekolah di Pesisir Utara Surabaya
Legislator dari fraksi PDI Perjuangan DPRD Surabaya ini menilai Program Kamis Mlipis mencerminkan sinergi positif antara pemerintah daerah, legislatif, dan dunia pendidikan.
Bahasa Jawa khususnya ragam Krama Inggil, kini kembali mendapat ruang hidup dalam keseharian siswa, bukan sekadar mata pelajaran, tapi juga sebagai alat komunikasi yang membentuk karakter dan rasa hormat antargenerasi.
"Dengan dorongan nyata seperti ini, Kamis di Surabaya tak lagi biasa. Ia menjadi momentum budaya, hari di mana bahasa, busana, dan identitas Jawa berpadu menghidupkan kembali warisan yang sempat terpinggirkan," Tutupnya.(Rda)
Editor : rudi