SURABAYA - Alat kontrasepsi senilai hampir $10 juta yang didanai pemerintah Amerika Serikat dikirim dari Belgia ke Prancis untuk dimusnahkan dengan cara dibakar, setelah Washington menolak tawaran dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi keluarga berencana untuk membeli atau menyalurkan pasokan tersebut ke negara-negara miskin, menurut dua sumber yang mengetahui langsung keputusan ini kepada Reuters.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengonfirmasi kepada Reuters pada Rabu bahwa pemerintah AS telah memutuskan untuk memusnahkan stok alat kontrasepsi tersebut.
Baca Juga: Trump Kesal, Netanyahu Disebut “Orang Gila” Karena Serangan ke Suriah
“Keputusan telah dibuat untuk memusnahkan pasokan ini,” ujar juru bicara tersebut, tanpa merinci alasan penolakan tawaran dari PBB dan lembaga-lembaga keluarga berencana untuk mengambil alih distribusi alat kontrasepsi tersebut ke negara-negara yang membutuhkan.
Pasokan alat kontrasepsi tersebut awalnya ditempatkan di Belgia sebagai bagian dari program kesehatan reproduksi yang didanai Amerika Serikat. Namun, perubahan kebijakan dan aturan terkait pendanaan program keluarga berencana di bawah kebijakan luar negeri Washington disebut menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pemusnahan ini.
Menurut para sumber, PBB dan beberapa organisasi keluarga berencana telah menawarkan untuk membeli atau mendistribusikan alat kontrasepsi tersebut ke negara-negara berkembang di Afrika dan Asia, yang masih menghadapi kesenjangan akses alat kontrasepsi modern. Namun, tawaran tersebut tidak disetujui Washington.
Baca Juga: Pertemuan Trump dengan Panglima Militer Pakistan Picu Protes Tertutup India
Pemusnahan pasokan ini memunculkan kekhawatiran di kalangan aktivis kesehatan global, yang menilai keputusan tersebut sebagai langkah mundur dalam upaya memperluas akses kesehatan reproduksi bagi perempuan di negara-negara miskin, di tengah tingginya kebutuhan akan alat kontrasepsi modern di wilayah-wilayah dengan angka kehamilan tidak direncanakan yang tinggi.
“Ini adalah sumber daya yang dapat menyelamatkan ribuan nyawa perempuan dan anak-anak,” kata salah satu aktivis kesehatan reproduksi yang menolak disebutkan namanya karena sensitifnya isu ini. “Memusnahkannya berarti membuang kesempatan untuk membantu mereka yang paling membutuhkan.”
PBB belum memberikan komentar resmi terkait penolakan tawaran mereka oleh pemerintah Amerika Serikat dalam kasus ini.
Baca Juga: Perubahan Iklim Bisa Bikin Infeksi Kebal Antibiotik Makin Parah, Negara Berkembang Paling Rentan
Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS belum menjelaskan secara rinci jenis alat kontrasepsi apa saja yang dimusnahkan, serta nilai total pengadaan dalam detail terpisah, selain menyatakan bahwa nilai pasokan tersebut mendekati $10 juta.
Pemusnahan alat kontrasepsi ini menambah daftar panjang ketegangan kebijakan AS dengan lembaga internasional terkait isu kesehatan reproduksi, di tengah ketidakpastian pendanaan program keluarga berencana yang menjadi bagian dari kebijakan luar negeri AS dalam beberapa tahun terakhir. (red)
Editor : Fudai