Teater Djarum Pentas di UNESA, Elisyus Sebut sebagai Uji Nyali Para Petarung

Pengamat Sosial dan Komunikasi Publik, Elis Yusniyawati.
Pengamat Sosial dan Komunikasi Publik, Elis Yusniyawati.

SURABAYA - Ditengah lesunya geliat teater di Surabaya, Teater Djarum Kudus menyambangi Laboratorium Seni UNESA, bersama “Para Petarung” PT. Djarum yang dinahkodai baik secara naskah dan penyutradaraan oleh Asa Jatmiko. Pada hari Sabtu, 19 Juli 2025, pukul 19.00 bertempat di Gedung Sawunggaling Kampus 2 UNESA, mereka akan menampilkan pentas produksi ke-38nya.

Menyadari bahwa kondisi teater di Surabaya sedang dalam kondisi yang kurang sehat, Asa Jatmiko mengaku tetap yakin, lawatannya kali ini akan memberikan nuansa yang berbeda bagi atmosfir teater utamanya Teater Kampus yang ada di Surabaya.

Baca Juga: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Jatim Melesat ke Peringkat 2 Nasional

“Saya tentu mengetahui kondisi teater kampus di Surabaya saat ini seperti apa. Namun kami tetap yakin bahwa spirit perjuangan dari Para Petarung kami akan mampu menstimulus teater kampus di Surabaya,” jelasnya dengan penuh semangat.

Pementasan teater yang dilengkapi dengan musikalisasi ini menampilkan aktor-aktor Teater Djarum yang keseluruhnya adalah karyawan dari PT Djarum.

“Hal ini tentu menarik, ya. Ditengah kesibukan memperjuangkan hidup dengan bekerja, Para Petarung PT. Djarum justru juga konsisten memperjuangkan dirinya sebagai aktor,” Elis Yusniyawati mengapresiasi kesedian Teater Djarum ‘mentas’ teater di Surabaya.

Baca Juga: KPID Jatim Gelar Bimtek Terkait Keluhan Izin Penyelenggaraan Penyiaran

Pengamat sosial dan komunikasi publik yang kerap dipanggil Elisyus ini pun menyampaikan bahwa, “butuh lebih dari sekedar mau, dan tidak cukup hanya dengan berani. Mempertaruhkan ke-diri-an melakonkan hidup diatas panggung teater adalah pilihan yang tidak mudah,” paparnya.

bener artik

Lebih lanjut Elisyus menyampaikan bahwa ekosistem teater khususnya teater kampus yang kurang sehat akan menjadi kendala psikis yang lain bagi penampilan perdana Taeter Djarum di Surabaya.

Baca Juga: Bincang Pemimpin Bangsa di UIN SATU Bertema 'Kontribusi Perempuan dalam Pemilu 2024'

“Ini akan jadi semacam uji nyali buat Para Petarung-nya Mas Asa. Atau justru menjadi sindiran perih bagi keberadaan teater di Surabaya, khususnya teater-teater kampus yang pernah berada pada masa kejayaannya,” ungkapnya

Para Petarung akan dipentaskan secara perdana di Surabaya, kemudian Bandung, Surakarta dan tentu saja di Kudus. “Meski pertunjukannya akan digelar secara gratis disetiap kota tujuan, saya tetap berharap pertunjukan ini benar-benar bisa menyajikan perjuangan penuh dari hidup orang-orang marjinal sebagaimana yang saya bayangkan. Dan saya berharap ada moral lesson yang bisa ditinggalkan teman-teman dari Kudus untuk Surabaya dan setiap tempat yang disinggahi,” tutup Elisyus. (red)

Editor : Fudai